Liputan6.com, New York - Harga emas naik lebih dari 1 persen di akhir pekan ini setelah data pertumbuhan pekerjaan AS tercatat di bawah harapan, meredam kemungkinan kenaikan suku bunga Federal Reserve berlangsung pada bulan ini. Namun bullion mengupas keuntungannya setelah dolar berbalik positif.
Melansir laman Reuters, Sabtu (3/9/2016), harga spot emas melompat ke posisi US$ 1.328,73 per ounce kemudian naik 0,7 persen menjadi US$ 1.322,36 per ounce. Harga emas pun ditutup naik pekan ini 0,15 persen.
Sementara harga emas berjangka AS naik 0,7 persen menjadi US$ 1.326,70 per ounce.
Baca Juga
Advertisement
Data pekerjaan AS meningkat lebih lambat dari perkiraan sebesar 151 ribu pada Agustus, terhadap ekspektasi kenaikan sebesar 180 ribu.
Namun, Presiden Federal Reserve Richmond Presiden Jeffrey
Lacker menilai ekonomi AS cukup kuat untuk menjamin
suku bunga secara signifikan naik lebih tinggi.
Sementara pasar saham AS beringsut lebih tinggi dan saham Eropa menguat setelah Fed membuka kemungkinan kelonggaran tentang suku bunga. Sedangkan dolar kemudian berbalik lebih tinggi.
"Masih harus dilihat apakah emas bisa memanfaatkan penangguhan yang diberikan payrolls hari ini, "kata Tai Wong, Direktur Perdagangan Logam Mulia BMO
Capital Market di New York.
Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS dan dolar. "Pasar tidak mengharapkan hal seperti sejumlah data dari AS ...sebab itu bukti bahwa ekonomi AS masih belum kuat
cukup untuk mempertahankan kenaikan suku bunga lain dan itu positif bagi emas, " kata Jonathan Butler, Analis Komoditas Mitsubishi.
Sementara harga perak naik 2,5 persen menjadi US$ 19,31 per ounce. Harga platinum naik 1,1 persen ke posisi US$ 1.054,50
sedangkan paladium naik 1,4 persen menjadi US$ 672,70. (Nrm/Ndw)