Yorrys Golkar Sebut PDIP Akan Umumkan Ahok-Djarot

Dalam satu atau dua hari, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu, akan mengumumkannya.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 03 Sep 2016, 08:05 WIB
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. (Liputan6.com/Ahmad Romadoni)

Liputan6.com, Jakarta Teka-teki Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam menentukan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pilkada DKI Jakarta 2017, perlahan terkuak. Hal itu terungkap dari Partai Golkar.

Ketua Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Partai Golkar, Yorrys Raweyai yang menyampaikannya. Menurut dia, dalam satu atau dua hari, partai di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri itu akan mengumumkannya.

"Satu atau dua hari akan diumumkan oleh PDIP," ucap Yorrys di sela acara Rakornis Pemenangan Pemilu Wilayah Indonesia I Golkar, di Jakarta, Jumat (2/8/2016).

Saat ditegaskan, siapa yang akan diusung oleh PDIP, dia mengungkapkan, akan mengumumkan nama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Di mana akan tetap bersama pasangannya Djarot Saiful Hidayat.

Yorrys pun tak mempermasalahkan jika PDIP menjadi partai pengusung utama Ahok-Djarot. Menurut dia, apa pun akan diikuti partainya, terutama untuk kemenangan pasangan itu.

"Kita enggak ada urusan, silakan saja (PDIP menjadi pengusung utama). Kita yang penting bersama-sama untuk memenangkan Ahok. Dan Pasti pasangannya (dengan Djarot)," sebut Yorrys.

Sebelumnya, Ketua DPD DKI Golkar DKI Jakarta, Fayakhun Andriadi, menyebut bahwa dukungan untuk Ahok diputuskan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada Rabu, 10 Agustus 2016.

"Yang saya tahu Rabu siang, Ibu Mega sudah memutuskan PDIP dukung Ahok," ujar Fayakhun.


Golkar Sudah Tahu Lama

Partai Golkar akan terus mendukung segala program-program prorakyat pemerintahan Jokowi. (Liputan6.com/Putu Merta SP)

Partai Golkar telah mengungkapkan pilihan PDIP terhadap bakal calon di Pilkada DKI 2017, jatuh pada Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Di mana, Djarot Saiful Hidayat yang akan mendampinginya.

Ketua Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Partai Golkar, Yorrys Raweyai, mengatakan, hal ini sudah diketahui lama oleh partainya.

Menurut dia, hal ini sudah terlihat saat acara halalbihalal dan Focus Group Discussion (FGD) di Hotel Dharmawangsa Jakarta, Minggu 17 Juli 2016.

Dalam acara tersebut, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut partainya masih mempertimbangkan Ahok. Apalagi, Gubernur DKI Jakarta itu akan maju melalui jalur independen.

"Ini kan sudah melalui komunikasi panjang. Dari tanggal 17 Juli. Kemudian sampai peresmian rumah Lembang (relawan Ahok dari partai pengusung). Sebetulnya sudah dari 17 Juli. Tapi kita tidak bisa umumkan itu, biar etika saja," ucap Yorrys di Jakarta, Jumat 2 September 2016 malam.

Dia pun menyampaikan rasa syukur, atas dukungan PDIP yang diberikan kepada Ahok.


Golkar Yakin Menang

Ketum Partai Golkar Setya Novanto membuka bazar murah di depan Kantor DPD Golkar Jatim, Surabaya, Sabtu (25/6/2016). (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sementara itu, Korbid Pemenangan Pemilu Wilayah Indonesia I Partai Golkar, Nusron Wahid, mengatakan Pilkada DKI 2017, akan dimenangkan partainya.

Partai Golkar sebelumnya mengusung calon petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam Pilkada DKI. Partai Nasdem dan Hanura pun menjadi rekan pengusung mereka.

"Wilayah I akan menargetkan menang di 33 Kabupaten/Kota. Dari 4 Pemilihan Gubernur, dua provinsi kita optimistis menang DKI dan Banten," ucap Nusron di Jakarta, Jumat 2 September 2016.

Meski yakin menang baik di DKI dan Banten, lanjut dia, tetap meminta 2 provinsi lainnya, yaitu Bangka Belitung dan Aceh, harus bisa menang. Hal ini guna mengabulkan target dari Ketua Umum Golkar Setya Novanto.

Sementara itu, Ketua Umum Golkar Setya Novanto menyampaikan untuk meraih itu semuanya, maka harus dibutuhkan konsolidasi di setiap kader partai.

"Konsolidasi adalah bagian dari pemenangan pemilu. Jadi sudah harus dilakukan konsolidasi, bukan hanya di tingkat pusat. Harus dilakukan di tingkat I, tingkat II, tingkat Kecamatan dan Desa," kata Setya.


Proyeksi Pilpres 2019

Presiden Jokowi berdiri disamping Ketum Golkar Setya Novanto saat menghadiri Penutupan Rapimnas I Partai Golkar 2016 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (28/7). Sejumlah pimpinan lembaga, menteri dan pimpinan partai turut hadir. (Liputann6.com/Johan Tallo)

Selain itu, Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto mengatakan persiapan pemenangan Pilkada 2017 dan 2018, adalah untuk memenangkan Pemilu Legislatif 2019 dan demi mengusung Presiden Jokowi di pemilu presiden atau pilpres di tahun yang sama.

"Persiapan ini (Pemenangan Pilkada 2017 dan 2018nuntuk juga Pileg dan Pilpres 2019. Dimana keputusan Rapimnas menetapkan Pileg meraih 120 kursi dan menetapkan dukungan kepada Presiden Joko Widodo pada Pilpres," ucap Setya di Jakarta, Jumat 2 September 2016 malam.

Dia pun juga meminta para kader Golkar, baik di pusat maupun di daerah untuk tetap ingat bahwa calon presiden dari partai berlambang pohon beringin itu adalah Jokowi. Di mana, lanjutnya, memerintahkan untuk mensosialisasikan itu dengan memasang baliho ataupun spanduk.

Memang, pantauan Liputan6.com, dalam acara Rakornis Pemenangan Pemilu Wilayah Indonesia  I itu, selain foto Setya Novanto dan Sekjen Golkar Idrus Marham, terpampang foto Presiden Jokowi.

"Harus terus mensosialisasikan dukungan kepada Presiden Jokowi. Baik dari pemasangan spanduk, baliho, ataupun bilboard," ujar Setya.

Senada, Korbid Pemenangan Pemilu Wilayah Indonesia I, Nusron Wahid, menyampaikan apa yang dilakukan partainya hari ini, sebagai bentuk konsolidasi sumber daya Partai Golkar dalam rangka memenangkan Jokowi.

"Karena Pak Jokowi sudah ditetapkan sebagai calon presiden Partai Golkar tahun 2019. Dan saya kira partai pertama di Indonesia yang paling siap untuk pemilu adalah Golkar. Karena sudah punya calon presiden, yang lain belum punya," ujar Nusron.

Saat ditanya dukungan kepada Jokowi dipandang terlalu cepat dan nantinya bisa saja berubah, dia menepisnya. Pria yang juga menjabat Kepala BNP2TKI itu, mencontohkan bagaimana dukungan partainya kepada Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Pilkada DKI 2017, yang tak bergeser ke calon yang lain.

"Dulu orang mengatakan Golkar dukung Ahok berubah atau tidak? Enggak kan. Kalau dibilang Golkar terlalu cepat dalam rangka persiapan pemilu, namanya persiapan makin pagi makin bagus. Mau ujian aja, lebih bagus belajar tiap malam. Jauh-jauh hari sebelum ujian, daripada besok ujian malamnya baru belajar. Kenapa dipersoalkan," Nusron memungkasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya