Liputan6.com, Yogyakarta: Membangun kembali bangunan arsitektur lama ternyata tidak mudah. Selain membutuhkan waktu panjang, biaya yang dikeluarkan pun cukup mahal. Seperti pembangunan kembali Bangsal Trajumas, bangunan di dalam keraton yang sempat roboh akibat gempa bumi yang mengguncang Yogyakarta tiga tahun silam.
Pembangunan kembali Bangsal Trajumas menghabiskan dana Rp 2,5 miliar. Pada pembangunannya lebih dari 1000 batang kayu jati digunakan untuk mengganti sejumlah kayu yang rusak. Untuk membedakan kayu lama serta kayu baru dipasang sebuah tanda berupa pin pada kayu.
Bangsal Trajumas adalah bangunan arsitektur Jawa gaya limasan yang terbuka dibangun tanpa dinding. Sesuai namanya, Bangsal Trajumas dulunya difungsikan sebagai tempat menggelar pengadilan bagi abdi dalem atau kerabat keraton yang melanggar aturan kerajaan.
Saat ini Bangsal Trajumas sudah siap difungsikan lagi menyambut wisatawan yang berkunjung ke Keraton Yogyakarta. Seperti sebelum gempa tiga tahun lalu, Bangsal Trajumas akan digunakan untuk menyimpan sejumlah perangkat gamelan milik keraton. Agar tahan gempa, konstruksi Bangsal Trajumas dikembalikan pada konstruksi aslinya.(JUM)
Pembangunan kembali Bangsal Trajumas menghabiskan dana Rp 2,5 miliar. Pada pembangunannya lebih dari 1000 batang kayu jati digunakan untuk mengganti sejumlah kayu yang rusak. Untuk membedakan kayu lama serta kayu baru dipasang sebuah tanda berupa pin pada kayu.
Bangsal Trajumas adalah bangunan arsitektur Jawa gaya limasan yang terbuka dibangun tanpa dinding. Sesuai namanya, Bangsal Trajumas dulunya difungsikan sebagai tempat menggelar pengadilan bagi abdi dalem atau kerabat keraton yang melanggar aturan kerajaan.
Saat ini Bangsal Trajumas sudah siap difungsikan lagi menyambut wisatawan yang berkunjung ke Keraton Yogyakarta. Seperti sebelum gempa tiga tahun lalu, Bangsal Trajumas akan digunakan untuk menyimpan sejumlah perangkat gamelan milik keraton. Agar tahan gempa, konstruksi Bangsal Trajumas dikembalikan pada konstruksi aslinya.(JUM)