5 Kegagalan Terburuk Dalam Sejarah Sepak Bola Dunia

Kelima pemain tersebut gagal memaksimalkan peluang yang seharusnya berbuah gol.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 04 Sep 2016, 06:30 WIB
(AFP PHOTO/ANDREW YATES)

Liputan6.com, Jakarta Sepak bola adalah olahraga yang kerap dihiasi dengan sebuah drama. Tak hanya kebahagiaan, momen menyedihkan pun kerap terjadi. Apalagi untuk seorang pemain yang menyia-nyiakan peluang emas.

Sudah ada beberapa kegagalan terburuk yang tercipta dalam sejarah sepak bola. Padahal, jika mereka mampu memaksimalkan peluang, bukan tak mungkin tim yang diperkuat mereka bisa meraih gelar juara.

John Terry adalah salah satu pemain yang sempat membuat kegagalan besar di momen penting. Seperti dilansir Sportskeeda, setidaknya ada lima pemain yang tercatat membuat kegagalan terbesar dalam sejarah sepak bola modern.

Berikut lima pemain tersebut:


1. John Terry (Final Liga Champions 2008)

Kegagalan John Terry saat adu penalti Chelsea dan Manchester United di final Liga Champions 2007/2008. (AFP)

1. John Terry (Final Liga Champions 2008)

Hujan deras yang turun di Olimpiyskiy Stadion Luzhniki tak mampu menutupi berlinangnya air mata Terry. Maklum, saat itu Terry dianggap sebagai biang keladi kegagalan Chelsea meraih gelar juara Liga Champions 2007/2008.

Kala itu, duel final antara Chelsea dan Manchester United harus dilanjut ke babak adu penalti setelah kedua tim bermain 1-1 di waktu normal dan babak tambahan. Kala itu, Terry yang menjadi eksekutor ketiga gagal menceploskan bola dari titik putih.

Sebelum sempat menendang bola, Terry terpeleset hingga bola tendangannya tak menemui sasaran. Hingga kini, itu masih disebut sebagai momen terburuk sepanjang karier Terry bersama The Blues. Ia pun sempat menjadi bahan ejekan fans-fans lawan akibat momen itu.


2. Arjen Robben (Final Liga Champions 2012)

Ekspresi Arjen Rpbben saat gagal mengeksekusi penalti saat Bayern Muenchen melawan Chelsea di final Liga Champions 2011/2012. (AFP)

2. Arjen Robben (Final Liga Champions 2012)

Sejatinya, Bayern Muenchen memiliki peluang besar untuk memenangkan gelar Liga Champions 2011/2012. Sayang, mereka lengah saat sedang unggul 1-0 lewat gol Thomas Mueller di menit 83.

Kelengahan mereka dimanfaatkan Didier Drogba yang mencetak gol penyeimbang di menit 88. Skor 1-1 bertahan, duel pun dilanjutkan ke babak tambahan. Tepat di menit 95, Muenchen mendapatkan hadiah penalti.

Sayang, kesempatan itu gagal dimaksimalkan Robben yang maju sebagai eksekutor. Ia gagal menaklukkan kiper Peter Cech dari titik putih. Kegagalan itu membuat Chelsea semakin percaya diri saat laga dilanjutkan ke adu penalti.

Pada babak tos-tosan, Chelsea mampu mengamankan keunggulan 4-3. Kekalahan itu sangat menyakitkan bagi Muenchen dan Robben. Terlebih, final saat itu dihelat di Allianz Arena.


3. Gonzalo Higuain (Piala Dunia 2014 dan Copa America 2016)

Gonzalo Higuain (bawah), saat membela Argentina kontra Jerman, pada babak final Piala Dunia 2014, di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Brasil (14/7/2014). Higuain tak dipanggil timnas Argentina pada ajang Kualifikasi Piala Dunia 2018. (EPA/Diego Azubel)

3. Gonzalo Higuain (Piala Dunia 2014 dan Copa America 2016)

Setelah berjuang keras untuk menyingkirkan Swiss, Belgia, dan Belanda pada fase gugur, Argentina akhirnya sukses mencapai final Piala Dunia 2014 untuk kali pertama sejak 1990. Tentu, hal itu sudah melebihi harapan fans.

Meski begitu, para pemain tetap berjuang untuk merengkuh kejayaan dengan menjadi juara. Setelah mendominasi di awal, Argentina memiliki peluang emas lewat Higuain.

Berawal dari kesalahan Toni Kroos dalam mengembalikan bola, Higuain, ia pun berhadapan satu lawan satu dengan kiper Manuel Neuer. Lucunya, tendangan kerasnya malah melenceng jauh dari sasaran.

Dua tahun kemudian, lagi-lagi Higuain membuat kesalahan fatal. Ia memiliki peluang emas ketima berhadapan langsung dengan kiper Chile Cladio Bravo di final Copa America 2016. Namun, bola lob-nya malah melenceng ke sisi kanan gawang Chile.


4. Fernando Torres (Chelsea vs MU 2011)

Fernando Torres langsung tertunduk lesu saat gagal menjebol gawang David De Gea yang tak dijaga. (AFP)

4. Fernando Torres (Chelsea vs MU 2011)

Ini menjadi salah satu momen yang membuat Torres semakin dihujat banyak pihak usai bergabung dengan Chelsea dari Liverpool. Padahal, untuk memaksimalkan peluang yang didapat tak memerlukan kualitas mumpuni atau pun insting gol.

Chelsea yang sudah tertinggal 0-3 dari Manchester United di babak pertama mencoba bangkit kala babak kedua digelar. Tepat di menit 83 Torres mendapatkan peluang setelah lolos jebakan offside untuk menerima umpan mendatar Ramires.

El Nino melanjutkannya dengan mengecoh kiper David De Gea. Dengan tak ada lagi pemain yang menghalangi, Torres malah gagal memasukkan bola ke gawang yang terbuka lebar.


5. Roberto Baggio (Final Piala Dunia 1994)

Kekecewaan Roberto Baggio setelah gagal sebagai eksekutor terakhir Italia saat melawan Brasil di final Piala Dunia 1994. (AFP)

5. Roberto Baggio (Final Piala Dunia 1994)

Setelah dua final sengit yang melibatkan raksasa Amerika Selatan, Argentina, melawan wakil Eropa, Jerman Barat, pada 1986 dan 1990, giliran wakil lain Amerika Selatan, Brasil, yang menantang raksasa Eropa lain, Italia, di final Piala Dunia 1994.

Ini menjadi duel pertama yang dilanjutkan hingga adu penalti di final Piala Dunia. Sebelumnya, kedua tim bermain imbang 0-0 di waktu normal. Pada babak tos-tosan, pelatih Italia Arrigo Sacchi memasang Franco Baresi, Demetrio Albertini, Alberigo Evani, Daniele Massaro, dan Baggio.

Baggio yang dipercaya menjadi eksekutor terakhir. Setelah Baresi dan Massaro, Baggio malah menjadi eksekutor yang gagal menceploskan bola. Tendangan Baggio mengarah ke atas mistar gawang Brasil kawalan Claudio Taffarel.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya