Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akhirnya mendatangkan daging kerbau dari India untuk menekan harga daging sapi. Selama ini harga daging sapi tak kunjung turun dan terus berada di kisaran Rp 120 ribu per kg. Lantas, apakah keputusan tersebut efektif untuk menekan harga daging sapi?
Direktur Intitute for Development of Economic and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengaku sangsi atas keputusan tersebut. "Ini bukan soal daging sapi atau kerbau," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Minggu (4/9/2016).
Enny mengatakan, impor daging beku sendiri juga belum berdampak pada penurunan harga daging sapi. Dia bilang, daging beku hanya alternatif yang diberikan ke masyarakat untuk mendapatkan daging murah. Sayangnya, daging beku sendiri kurang diminati.
Baca Juga
Advertisement
"Ternyata tidak diminati, tukang bakso saja tidak hanya mencari dengan harga murah," ujar dia.
Oleh karenanya, cara satu-satunya untuk menekan harga daging sapi ialah memperbesar pasokan. Dia mengatakan, salah satunya memberikan kemudahan dalam hal pembiayaan. "Harus ada keseriusan mengenai rantai pasok, rantai produksi. Akses peternak untuk mendapatkan benih apakah melalui pembiayaan," ujar dia.
Kemudian, lanjut Enny menjaga adanya ketersediaan pangan untuk ternak. Apalagi, jumlah lahan di mana untuk ketersediaan pakan ternak semakin berkurang. Terakhir, ialah jaminan harga jual sapi. Enny mengatakan, kebijakan impor membuat peternak enggan memelihara sapi. "Mesti ada garansi untuk harga jual," tandas dia.
Sebelumnya, Perum Bulog kembali meminta tambahan impor daging kerbau 70 ribu ton. Bulog sebenarnya telah mendapatkan izin impor daging kerbau dari India sebesar 10 ribu ton dan telah datang 700 ton daging kerbau yang dijual seharga Rp 65 ribu per Kg.
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengungkapkan, pemenuhan impor 10 ribu ton yang sudah diizinkan itu akan selesai pada akhir bulan ini. Untuk itu pihaknya tengah mengajukan izin impor tambahan.
"Intinya harapannya bahwa sebelum September tutup selesai, 10 ribu ini sudah masuk. Kenapa? Karena ini menjadi test case dan akan kita susul dengan importasi berikutnya agar betul-betul terjadi pemenuhan daging kerbau ke masyarakat," kata Djarot.
Tambahan impor tersebut diklaim Djarot sudah mendapat persetujuan dari Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Tahapannya, saat ini Bulog tengah mengajukan izin impor ke Kementerian Perdagangan.
Adapun tambahan izin impor daging kerbau yang diajukan Bulog mencapai 70 ribu ton. Negara yang menjadi sumber impor masih sama, yaitu dari India. Jika disetujui, impor itu akan dilakukan mulai Oktober hingga Desember 2016.
"Kalau kita lihat kebutuhan, teman-teman asosiasi mereka rata-rata butuh sekitar 10-20 ribu ton sebulan, itungan kita. Sehingga kalo ada 3 bulan ke depan, saya kira kita butuh 60-70 ribu ton," papar Djarot. (Amd/Gdn)