Liputan6.com, Bogor - Proses evakuasi truk liquified petroleum gas (LPG) atau elpiji milik PT Pertamina yang terguling di Tol Jagorawi KM 44 arah Jakarta menuju Puncak Bogor mengalami hambatan. Meski sudah 15 jam, tim dari PT Pertamina belum berhasil mengevakuasi skid tank (kapsul) berisi 20 ton LPG
Kepala Humas PT Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan, evakuasi harus dilakukan secara hati-hati agar kapsul yang kini masih berada di bahu jalan tol tidak meledak.
Advertisement
"Kami juga sedang menunggu crane berbobot 80 ton untuk mengangkat kapsul itu," ujar Wianda, Minggu (4/9/2016).
Saat ini, sebanyak 25 orang terdiri tim ahli dan tim safety sudah berada di lokasi untuk melakukan evakuasi. Sebab, kapsul berisi gas ini rentan terjadi ledakan apabila terkena gesekan, suhu panas, atau percikan api.
"Makanya ada tim safety yang setiap saat mengecek temperatur tabung tersebut. Jika suhu naik, kita semprot pakai air menggunakan mobil damkar," terang dia.
Kemudian pada saat evakuasi, harus dilakukan hati-hati. Karenanya ada teknisi yang harus mengoordinasikan setiap pergerakan tabung tersebut agar tidak terjadi gesekan atau kebocoran.
"Saat evakuasi kapsul tidak boleh terkena gesekan aspal atau benda lain karena bisa meledak," ujar Wianda.
Sebuah truk tangki bermuatan elpiji milik PT Pertamina terguling di Tol Jagorawi KM 44, Sabtu 3 September 2016 sekitar pukul 15.00 WIB.
Akibat insiden tergulingnya tangki LPG tersebut sempat mengakibatkan kemacetan parah. Sejak Minggu dinihari hingga pagi pukul 07.00 WIB, kendaraan dari arah Jakarta menuju Bogor terjebak kemacetan. Begitu juga arah sebaliknya. Namun, kemacetan berangsur terurai.
Untuk mengatasi kemacetan kendaraan yang hendak keluar melalui exit Tol Ciawi dialihkan ke exit Tol Bogor, Jawa Barat. Begitu juga di Simpang Ciawi, kendaraan dari arah Jalan Raya Tajur, Kota Bogor, dialihkan ke Pos Lingga Ciawi.