Liputan6.com, Jakarta - PT Sriboga Raturaya, pemegang merek Pizza Hut, Pizza Hut Delivery (PHD), dan Marugame Udon mengaku penjualan makanannya tidak terganggu meskipun dihantam kabar tak sedap mengenai penggunaan bahan makanan kedaluwarsa. Namun tuduhan ini dianggap akan mengikis kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap produk perusahaan.
"Semua tetap berjalan normal," kata Presiden Direktur Sriboga Raturaya, Alwin Arifin di Jakarta, seperti ditulis Senin (5/9/2016).
Menurutnya, saat ini gerai Pizza Hut, PHD, dan The Kitchen by Pizza Hut mencapai 326 outlet di seluruh Indonesia. Bahkan Sriboga Raturaya masih menargetkan tambahan 15 outlet sampai dengan akhir tahun ini dan dipastikan jalan terus walaupun ada kisruh penggunaan bahan kadaluwarsa.
Baca Juga
Advertisement
"Ekspansi tidak akan terganggu. Karena saya punya bukti bahwa itu (tuduhan tidak akurat), bahan baku yang dituduhkan diambil sample-nya kita bawa ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," jelas Alwin.
Lebih jauh, ia menegaskan, perusahaan menderita kerugian bukan dari materi, melainkan immaterial. Alwin khawatir, kepercayaan masyarakat akan terkikis dengan pemberitaan yang menuding Pizza Hut dan Marugame Udon menggunakan bahan kedaluwarsa dan memperpanjang masa simpannya.
"Kerugian bukan dalam bentuk uang, tapi kepercayaan akan berkurang. Tuduhan negatif ini jikalau berlarut-larut, bisa mengakibatkan kerugian materi. Padahal itu tidak benar karena kami tidak mentolerir adanya kelalaian," jelas Alwin.
Akibat rusaknya kepercayaan masyarakat, Alwin mengaku, akan berupaya memperbaiki citra Pizza Hut dan Marugame Udon. "Kami rehabilitasi kepercayaan ini, marketing yang akan bergerak. Termasuk kalau Anda mau melihat dapur dan proses pembuatannya, tinggal hubungi kami," dia menjelaskan.
Hal senada juga diungkapkan Head of Quality Assurance PT Sriboga Marugame Indonesia (SMI), perusahaan pengelola merek Marugame Udon, Ike Wahyu Andayani.
Ia mengatakan, sampai saat ini, pemberitaan tersebut belum berdampak pada penjualan Marugame Udon. "Sampai saat ini tidak ada dampaknya ke penjualan produk SMI," ujarnya. (Fik/Nrm)