Liputan6.com, Jakarta Ternyata, kecerdasan tidak berhubungan dengan ukuran otak Anda, melainkan lebih berkaitan dengan pasokan darah ke otak.
Sebuah proyek penelitian yang dilakukan oleh University of Adelaide, menunjukkan bahwa otak manusia ketika berevolusi tidak hanya menjadi besar, namun juga menjadi lebih berenergi dan 'haus darah' daripada yang dipercayai sebelumnya.
Advertisement
Penelitian ini adalah kolaborasi antara tim Cardiovascular Physiology di School of Biological Sciences di University of Adelaide, bersama dengan the Brain Function Research Group and Evolutionary Studies Institute di University of the Witwatersrand.
Tim peneliti menghitung seberapa darah yang mengalir ke otak nenek moyang manusia berubah dari waktu ke waktu. Mereka menggunakan dua lubang di dasar tengkorak yang memungkinkan pembuluh darah masuk ke otak.
Hasilnya, temuan tersebut memungkinkan para peneliti untuk melacak peningkatan kecerdasan manusia selama masa evolusi.
“Ukuran otak telah meningkat sekitar 350 persen lebih selama evolusi manusia, namun kami menemukan bahwa aliran darah ke otak meningkat secara menakjubkan yaitu sebanyak 600 persen,” ujar pemimpin proyek penelitian tersebut, Emeritus Roger Seymour, mengutip Indian Express, Senin (5/9/2016).
Ia menambahkan, “kami percaya bahwa ini mungkin terkait dengan kebutuhan otak untuk memenuhi sel-sel saraf yang memungkinkan evolusi cara berpikir dan pembelajaran yang semakin kompleks. Sehingga untuk memungkinkannya, otak secara terus-menerus menyerap oksigen dan nutrisi dari darah.”
Para peneliti juga mengatakan bahwa otak yang semakin aktif metabolismenya, semakin membutuhkan darah. Hal ini membuat pasokan darah ke arteri lebih besar, sesuai besar lubang arteri di fosil tengkorak yang semakin membesar.
“Sepanjang evolusi, kemajuan dalam fungsi otak kita tampaknya terkait dengan lama waktu yang dibutuhkan otak untuk tumbuh dari masa kanak-kanak. Hal ini juga terhubung pada sejumlah faktor seperti, kerjasama keluarga dalam berburu, mempertahankan wilayah, dan menjaga anak-anaknya,” kata salah seorang peneliti lainnya, Vanya Bosiocic.
Ia menambahkan bahwa munculnya sifat-sifat ini tampaknya diikuti dengan meningkatnya kebutuhan otak pada darah dan energi.