Liputan6.com, Mountain City - Melalui pintu belakang yang tak terkunci, seorang bersenjata menyelinap ke rumah milik Billy Payne dan tunangannya, Billie-Jean, lalu menembaknya.
Beberapa jam kemudian, tetangganya menemukan tubuh Billy (36 tahun) yang sudah tak bernyawa dengan luka tembak di kepala. Di kamar sebelahnya, Billie-Jean (23) ditemukan tewas sambil menggendong anaknya.
Advertisement
Pembunuhan itu membuat warga di Mountain City ketakutan. "Kami tak punya sejarah pembunuh di Johnson County," ujar Pengacara Distrik, Dennis Brooks.
"Semua orang di sini ramah dan saling mengenal. Mungkin setiap beberapa tahun sekali ada insiden domestik, namun bukan penyerangan seperti ini. Bukan pembunuhan," imbuhnya.
Tak ada bukti fisik yang tersisa di TKP. Namun kecurigaan langsung tertuju pada keluarga Potter yang tinggal tak jauh dari sana. Mereka pindah ke Mountain City dari Philadelphia pada 2004, namun tak kunjung akrab dengan orang-orang di sekitarnya.
Marvin Potter atau akrab disapa 'Buddy', merupakan mantan tentara Vietnam. Ia beristri Barbara dan memiliki seorang anak perempuan bernama Jenelle.
Seperti dikutip dari News.com.au, Senin (5/9/2016), Jenelle tak terlalu pandai bergaul dan berusaha keras untuk mendapatkan teman. Ia tak pernah memiliki pekerjaan atau pacar, maupun meninggalkan rumah.
Buddy dan Barbara merupakan sosok yang keras dan suka memaksa, sehingga internet merupakan satu-satunya 'sahabat' Jenelle. Dalam akun Facebook miliknya, ia menulis "Aku orang yang sangat manis, peduli. Aku mencintai kehidupan dan membuat orang lain tertawa."
Pada 2009, Jenelle akhirnya berteman dengan penduduk setempat, termasuk Billy Payne, yang terkenal ramah dengan semua orang. Untuk pertama kalinya, Jenelle merasa dihargai.
"Itu mungkin awal obsesi Jenelle terhadap Billy," ujar Brooks.
"Ia mengajaknya ke acara-cara sosial, seperti panjat tebing atau hanya nongkrong. Untuk orang seperti Jenelle, yang memiliki kehidupan membosankan dan terkungkung, hal tersebut merupakan sesuatu yang istimewa," jelasnya.
Billy bahkan mengenalkan Jenelle ke sepupunya, Jamie Curd. Mereka pun membina hubungan sebagai pasangan kekasih, namun Jenelle merahasiakan itu dari orang tuanya.
Pada tahun berikutnya, ketika Billy berteman dengan Billie-Jean, Jenelle menuduhnya telah meng-unfriend di Facebook dan melakukan cyber-bullying.
Jenelle berkata kepada orangtuanya bahwa grup itu membombardinrya dengan pesan dan ancaman perkosaan. Jenelle mengklaim, kelompok tersebut merasa iri karena ia terlalu cantik.
Sementara itu Billy, Billie-Jean, dan teman-temannya, bersikeras bahwa Jenelle lah yang telah melecehkan mereka.
Sosok Agen CIA Bayangan
Keluarga Potter membantah memiliki pengetahuan tentang pembunuhan itu. Namun kekasih Jenelle, Jamie, dibawa ke pos polisi untuk diinterogasi.
Jamies juga mengaku tak tahu apa-apa, namun gagal ketika diuji menggunakan alat pendeteksi kebohongan. Lalu, ia menyebut satu pertanyaan yang membuat kasus ini terbuka lebar, "Apakah anggota CIA ada di sini?"
Pada akhirnya Jamie mengaku telah menembak Billy dan Billie-Jean bersama ayah Jenelle. Hal itu dilakukannya setelah mendapat dorongan dari seorang agen CIA bernama Chris, yang mengatakan kehidupan Jenelle berada dalam bahaya.
Seminggu setelah pembunuhan, Buddy dan Jamie didakwa dengan pembunuhan tingkat pertama. Di rumah Potter, polisi menemukan gudang berisi berbagai senjata dan pisau, serta foto Billy dengan Billie-Jean yang telah dirobek.
Polisi menyita komputer keluarga dan menemukan ratusan pesan antara Barbara, Jamie, dan agen CIA bayangan itu.
Chris mulai mengirim email ke Barbara dan Jamie setelah Billy dan Billie-Jean bertunangan. Ia mengaku sebagai seorang teman sekolah Jenelle yang mengawasi dirinya.
Ia sering mengirim email kepada Barbara dan mulai menggunakan panggilan 'anak' dan 'ibu'.
Chris mengklaim mengetahui bahwa Billy dan Billie-Jean merupakan orang jahat. Ia menyebut pasangan itu sebagai pengedar narkoba, pelacur, dan mereka ingin memperkosa Jenelle karena masih perawan.
Barbara, Buddy, dan Jamie setuju untuk melakukan apa pun untuk melindungi Jenelle. "Kami ingin kedamaian dan tak ada satu pun di sini yang ingin membunuh, namun kami harus," tulis Barbara.
Ketika mempelajari email itu, Brooks pun menyadari dengan cepat bahwa Chris bukan merupakan agen CIA.
"Bahkan aku mulai curiga bahwa Chris dan Jenelle merupakan orang yang sama. Ia memuji betapa manis dan baik Jenelle. E-mailnya penuh dengan salah eja dan tata bahasa, seperti yang biasa Jenelle lakukan," jelas Brooks.
Ketika melakukan pengecekan lebih lanjut, ditemukan satu fakta mengejutkan. E-mail yang dikirim oleh Chris memiliki alamat IP yang sama dengan komputer yang digunakan keluarga Potter.
Advertisement
Terbongkarnya Siasat Jenelle
Jenelle berpura-pura sebagai agen CIA untuk mendorong pacarnya dan keluarganya membunuh pria yang ia kagumi dan wanita yang telah mencuri pujaan hatinya.
Pada Agustus 2013, polisi menahan Jenelle dan Barbara.
"Aku tak pernah menangani kasus seperti Jenelle sebelumnya. Pengacaranya mengklaim bahwa kecerdasannya setara dengan anak 10 tahun dan aku setuju dengan hal itu. Namun ia sangat mengerikan dan tahu bagiamana memanipulasi orang,"
Brooks mengatakan bahwa Barbara, Buddy, dan Jamie bukanlah orang-orang yang cerdas. Mereka dengan mudah dikelabuhi oleh Jenelle.
"Jamie merupakan pria kesepian dan rentan terhadap seorang wanita muda yang mampu membuainya. Ia tak pernah keluar dari Mountain City dan tak populer," jelas Brooks.
"Barbara juga memiliki sejenis gangguan jiwa...ia terpaku pada konflik. Buddy suka mengangap dirinya sebagai mata-mata pemerintah."
Pada Oktober 2013, Buddy yang bersikeras tak mengetahui apapun tentang pembunuhan, ditemukan bersalah dan dijatuhi hukuman seumur hidup. Sementara itu Jamie dikenakan hukuman 25 tahun penjara.
Penyelidikan yang bergantung pada e-mail itu pun masih menyelidiki sosok Chris. Namun, investigasi tersebut menemukan titik terang ketika menemukan pria bernama Chris Tjaden, seorang petugas kepolisian dari Delaware yang pernah satu sekolah dengan Jenelle.
Ketika penyidik menginterogasi Chris, ia mengaku hanya memiliki kenangan samar-samar terhadap Jenelle. Namun wanita itu sangat mengingatnya sebagai sosok populer.
Faktanya, ia menggunakan sosok Chris sebagai inspirasi bagi agen CIA buatannya. Bahkan Jenelle mengambil foto Chris di Facebook dan mengirimkan ke ibunya ketika berpura-pura sebagai agen CIA.
Dengan menelusuri alamat IP, penyidik pembunuhan itu juga menemukan postingan Jenelle di sebuah forum yang mengumpat serta menginginkan Billy, Billie-Jean, dan bayinya mati.
Bukti itu sangat menguatkan dan setelah enam hari menjalani percobaan, Jenelle dan ibunya terbukti bersalah atas pembunuhan itu. Pada Juli 2015, mereka dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
"Saat ini orang-orang di Mountain City hanya ingin melupakan kasus itu. Tak ada seorang pun yang ingin membahas pembunuhan itu," ujar Brooks.
"Orang-orang mengunci pintunya saat malam, sebelumnya mereka tak pernah. Kasus ini sangat membuat masyarakat terkejut."