Liputan6.com, Jakarta Anggota Dewan Syuro PKB Maman Imanulhaq menilai wacana Partai Golkar menyebut nama Sri Mulyani akan menjadi pendamping Joko Widodo atau Jokowi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang terlalu cepat. Bahkan, ia meminta jangan membebani Jokowi dengan hal-hal yang masih terlalu jauh untuk dibahas.
"Secara fatsun politik terlalu cepat, tidak terlalu bagus. Jokowi jangan dibebani oleh target-target politik praktis, kawal Nawacita. Jangan sampai dukungan Golkar jadi beban dan membatasi langkah Jokowi," ungkap Maman di Jakarta, Senin (5/9/2016).
Advertisement
Ia menegaskan, wacana Partai Golkar tersebut justru bisa menjadi beban bagi pemerintahan Jokowi. Maman menuturkan, soal pencapresan (capres dan cawapres) masih tiga tahun lagi, terlalu cepat. Karena itu, lebih baik mengawal Nawacita Presiden Jokowi.
"Jangan sampai dukungan Golkar jadi beban dan membatasi langkah Jokowi. Target Golkar akan jadi beban bagi pemerintahan Jokowi. Nawacita disusul bersama partai pendukung awal. Lebih baik Golkar bantu mengawal Nawacita," papar anggota Komisi XVIII DPR ini.
Dia pun meminta agar Jokowi tetap percaya diri dan memenuhi segala janji-janjinya menjadi Presiden termasuk program Nawacitanya.
"Masih jauh kok 2019, politik berjalan cepat, jangan sampai dukungan Golkar membelenggu. Jokowi harus fokus terwujudnya Nawacita dan Trisakti," ujar Maman.
"PKB akan terus mendukung dan mengawal," tegas Maman.
Ketua Pemenangan Pemilu Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Jambi Gusrizal sebelumnya mengatakan, partainya harus mulai membidik calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
"Bisa Sri Mulyani, Bu Khofifah Indar Parawansa atau Sri Sultan Hamengku Buwono X," ucap Gusrizal.