Liputan6.com, Jakarta Ketidaksuburan biasanya dikaitkan dari sisi wanita saja. Padahal kenyataannya, pria juga bisa mengalaminya.
“Banyak pria tidak peduli akan kesuburannya dan cenderung tidak mau tahu lebih banyak mengenai fertilitasnya. Padahal belajar tentang dasar infertilitas dapat membantu mengurangi rasa takut dan kebingungannya pada masalah pembuahan,” ujar dokter dari Fertility Centers of Illinois, Dr. Christopher S. Sipe.
Advertisement
Berikut ini adalah beberapa mitos kesuburan pria, seperti dilansir Askmen, Senin (5/9/2016):
1. Bercinta setiap hari dapat meningkatkan konsepsi
Bagi kebanyakan pria, membongkar mitos ini mungkin membuat aktivitas seks berkurang. Karena faktanya, waktu terbaik agar wanita hamil adalah dengan cara membuahinya di hari ke 11 sampai hari ke 17 dari siklus menstruasinya. Hal ini akan membuat sperma bisa hidup selama 48 hingga 72 jam di dalam saluran reproduksi wanita.
Namun studi lain menunjukkan bahwa seks setiap hari dapat meningkatkan kualitas sperma. Jadi, walaupun hal ini tidak meningkatkan peluang pasangan untuk hamil, namun juga tidak merugikan.
2. Pria tidak memiliki siklus kesuburan
Secara umum, pria memiliki siklus kesuburan. Seperti misalnya jumlah sperma pria akan lebih tinggi di musim dingin dibandingkan saat musim panas. Selain itu, saat di pagi hari pria memiliki jumlah tertinggi sperma.
3. Bersepeda tidak mempengaruhi kesuburan pria
Duduk di sadel sepeda selama lebih dari 30 menit terutama jika memakai celana sepeda yang ketat akan memanaskan suhu skrotum dan akhirnya mempengaruhi produksi sperma. Selain bersepeda, aktivitas bersauna, berendam air panas, dan meletakkan laptop di atas paha, juga dapat menurunkan jumlah sperma.
4. Pelumas tidak akan mempercepat sperma
Memang, pelumas akan menurunkan gesekan yang akan meningkatkan kenikmatan seks, namun tidak akan membantu Anda yang ingin membuat pasangan hamil. Bahkan dengan menggunakan pelumas dapat mengganggu pergerakan sperma.
5. Hanya pria obesitas yang kualitas spermanya buruk
Kebanyakan pria hanya tahu bahwa obesitas dapat mempengaruhi produksi sperma. Padahal badan yang terlalu kurus juga dapat mempengaruhi jumlah sperma. Hal ini terkait dengan ketidakseimbangan hormon serta gizi yang buruk.
Temuan dari studi 2008 European Society of Human Reproduction and Embryology conference di Barcelona, menunjukkan, pria dengan BMI optimal 20 sampai 25 memiliki tingkat sperma normal dibanding dengan mereka yang kegemukan atau kekurusan.