Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah warga Bukit Duri yang terdampak normalisasi Kali Ciliwung sudah menempati Rusun Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur. Beberapa di antaranya mengeluhkan kurangnya fasilitas yang tersedia di rusun tersebut terutama tempat ibadah seperti musala atau masjid.
"Sayangnya di sana belum ada musala atau pun masjid yang berada di sekitar rusun. Adanya yang umum dan jauh dari rusun. Belum selesai dibangun mungkin ya. Seharusnya Pemprov tentu menyediakan itu," tutur Ketua RT 10 RW 12 Bukit Duri yakni Embeh di kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (5/9/2016).
Advertisement
Selain itu, pria berusia 58 tahun itu tidak menampik warga masih khawatir dari sisi keselamatan. Sebab, beberapa hari yang lalu ada anak balita yang meninggal, lantaran terjatuh dari rumah susun itu saat bermain di dapur.
"Pas saya dengar ada anak kecil terjatuh saya juga jadi khawatir kepada cucu saya yang masih kecil-kecil. Warga juga," lanjut dia.
Embeh menjelaskan, saat ini yang menempati rusun tempat tinggalnya di Rawa Bebek hanya anak-anaknya bersama sang cucu. Dia dan istri belum mau beranjak dikarenakan masih mengurus bongkaran rumah.
Dia kini mengaku sedang menikmati suasana terakhir di kawasan tersebut. Sebab, berat baginya meninggalkan lokasi yang sudah hampir 40 tahun dia huni semenjak kecil.
"Ya gimana yah. Di sini saya sudah lama sekali. Sulit bagi saya cepat-cepat tinggalin lokasi yang dari kecil hingga punya cucu di sini," ujar Embeh.
"Di sini warga itu kompak. Contoh orang meninggal nih. Kita nggak repot anak-anak muda, semua gerak. Pengajian tiap minggu ada. Anak-anak rajin. Warga enggak resek," lanjut dia.
Dia juga masih berharap Pemprov DKI dapat memberikan kebijakan yang memuaskan warga Bukit Duri. Terlebih sejumlah warga rutin membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tiap tahun.
"Saya orang sini asli. Kita bangun rumah sekian ratus juta. Kita mau bilang apa ya. Kalau mau itung-itungan ya bukan sedih lagi tapi rugi besar. Maunya sih ya nggak sewa (Rusun Rawa Bebek)," Embeh memungkas.