Liputan6.com, Jakarta Ada kejadian unik di sela syuting film The Perfect Dream yang dilakukan Ferry Salim. Bukan adegan menikah dengan Wulan Guritno di sebuah gereja, melainkan saat ia harus melakukan dialog panjang berbahasa Jawa lengkap dengan logat khas Surabaya.
Dalam adegan itu Ferry Salim berbincang dengan sopir taksi asal Madura. Awalnya, ia merasa santai saja. Namun, lantaran dialognya terlalu lama menggunakan logat Surabaya, Ferry Salim mengaku sedikit stres.
Baca Juga
Advertisement
"Saya mempelajari logat Surabaya. Adegannya banyak sekali saya dengan sopir taksi. Dia pakai bahasa Madura, saya pakai logat Surabaya. Dan terakhir syuting saya stres banget ketika di dalam taksi itu," ucap Ferry Salim akhir pekan lalu di Surabaya.
Sebenarnya, Ferry Salim sudah mencoba belajar sekitar dua minggu dengan orang asli Surabaya. Namun, kata Ferry Salim, logat Surabaya memiliki tingkat kesulitan tersendiri.
"Saya belajar dengan teman di Surabaya kan banyak orang Jawa yang terdengar medok. Itu sekitar dua mingguan, saya perhatikan mereka. Tapi memang enggak mudah juga," ujar ayah Brandon Salim.
Beruntung, perjuangan itu terbayar ketika Ferry Salim melihat hasil akhir aktingnya sebagai pengusaha bernama Dibyo tersebut.
"Itu sampai skenarionya saya bawa ke teman saya, saya suruh dia yang ngomong biar saya tahu kalau dibawakan orang Surabaya asli. Dan puas ketika lihat semua selesai," kata Ferry Salim.