VIDEO: Wakili Olimpiade Biologi, Siswi di Bandung Tak Naik Kelas

Pihak Sekolah Negeri 4 Bandung menyesalkan hal ini dan mencoba meluruskan pemberitaan yang beredar.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Sep 2016, 14:17 WIB
Pihak Sekolah Negeri 4 Bandung menyesalkan hal ini dan mencoba meluruskan pemberitaan yang beredar.

Liputan6.com, Jakarta - Tak puas atas perlakuan guru yang menyebabkan anaknya yang duduk di kelas X SMAN 4 Bandung, Jawa Barat mendapat nilai nol pada mata pelajaran matematika, orangtua siswi mengadukannya ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Selasa (6/9/2016), kegundahan Dani Daud Setyana, orangtua Devijatma Puspita Rahmani, membawanya ke KPAI di kawasan Jalan Teuku Umar, Menteng.

Didampingi kerabat dan Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia, Retno Listyarti, orangtua Devi mengadukan perlakuan kepada anaknya.

Devi tidak naik kelas setelah nilai ujian pelajaran matematikanya, nol. Padahal saat ujian mata pelajaran itu, ia ditunjuk mewakili sekolah untuk mengikuti olimpiade biologi.

Upaya memperbaiki ketinggalan pelajaran dengan meminta pelajaran tambahan, tidak dipenuhi guru matematika dan bahasa Indonesia.

"Guru bahasa Indonesia mengatakan bahwa emang pelajaran bahasa Indonesia tidak penting, emang pelajaran biologi lebih penting dari bahasa Indonesia. Itu kan harusnya pernyataan itu tidak ada, itu kan harusnya koordinasi antar-sekolah, kordinasi antar-guru, karena kan anak kami mewakili sekolah, yang meminta kan sekolah juga," jelas Dani Daud Setyana, ayah Devi.

Sementara dari KPAI akan melakukan bantuan hukum lebih lanjut terhadap hak anak dalam pendidikan. 

"Akan kita advokasi lebih lanjut karena kami dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia akan selalu memberikan hak-hak anak terkait dengan hak pendidikan anak, yang ada di lingkungan pendidikan," kata Erlinda, Komisioner KPAI.

Pihak Sekolah Negeri 4 Bandung menyesalkan hal ini dan mencoba meluruskan pemberitaan yang beredar.

Pengelola sekolah berharap, orangtua Devijatma memahami kebijakan sekolah dan berharap pula komunikasi antara wali murid dan sekolah tetap terjaga agar tidak terjadi miskomunikasi, demi kelangsungan pendidikan anak.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya