Liputan6.com, Jakarta - Polisi telah menetapkan dua tersangka perampokan rumah mantan Vice President ExxonMobil Asep Sulaiman di Jalan Bukit Hijau IX, Nomor 17, Pondok Indah, Jakarta Selatan. Namun demikian, polisi belum menemukan titik terang karena seorang pelaku, AJ berkelit dan membantah merampok.
AJ yang merupakan dalang dalam aksi itu mengklaim, peristiwa yang terjadi pada Sabtu 3 September 2016 adalah urusan pribadi antara dirinya dengan korban. Apalagi AJ juga mengaku pernah bekerja sebagai bawahan Asep di ExxonMobil.
Advertisement
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat akan memanggil Chief Security ExxonMobil untuk mengungkap misteri perampokan di rumah mantan bos perusahaan minyak itu.
"Chief Security ExxonMobil rencana Kamis (8 September 2016) akan periksa. Kita bertahap akan klarifikasi bahwasanya tersangka pernah kerja di Exxon. Kita akan luruskan (kasusnya)," ujar Awi di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (6/9/2016).
Selain pihak ExxonMobil, polisi juga akan memeriksa saksi-saksi yang ada di lokasi kejadian. Hal itu dilakukan untuk mencari kesesuaian dalam mengungkap kasus ini.
Sebab, saat kejadian sempat ada skenario seolah-olah tidak ada perampokan. Namun beberapa warga di sekitar lokasi mengaku beberapa kali mendengar suara teriakan dari rumah tersebut. Sang pembantu yang berhasil lolos juga mengaku pelaku sempat menodongkan senjata ke korban.
"Ke depan akan periksa sekuriti di Pondok Indah dan saksi yang dengar teriakan saat tersangka masuk rumah," kata Awi.
Buru 3 Pelaku Lain
Awi mengakui, pihaknya masih kesulitan mengkonstruksi kasus perampokan ini. Apalagi masih ada tiga pelaku lain yang belum tertangkap. Polisi juga kesulitan mendalami kasus lantaran pelaku AJ cenderung tertutup.
"Kita perlu klarifikasi, masih ada yang buron. Kita harap tertangkap yang tiga (pelaku) bisa buka misteri. Khususnya H-1 mereka kan sempat meeting, kita harus ungkap ini motif apa," ucap Awi.
Polisi sendiri telah mengantongi identitas ketiga pelaku lainnya. Polisi juga mengklaim telah mengetahui keberadaan ketiga buronan itu.
"Tiga tersangka ada di dua lokasi, tapi belum bisa kami sampaikan titik pencariannya di mana, karena akan ganggu anggota di lapangan. Yang jelas masih di Jawa," jelas dia.