Liputan6.com, Jakarta Periksa payudara sendiri (SADARI) merupakan salah satu langkah deteksi dini kanker payudara yang mudah dilakukan. Menurut Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM sebaiknya wanita usia 25-an tahun mulai rutin lakukan SADARI.
"Sesudah mens belum (terlalu diperlukan) ya. Tapi bila sudah mencapai usia 25 tahun sudah perlu membiasakan lakukan SADARI, " kata Prof Aru dalam konferensi pers ajang fun charity run RetroRun di Jakarta pada Senin (5/9/2016).
Advertisement
Untuk wanita sekitar usia 25 tahun perlu membiasakan SADARI setiap 2-3 bulan sekali. Sebulan sekali tentu lebih baik. Namun bila sudah mencapai 30 tahun perlu melakukan pemeriksaan setiap bulan. Menurut pengalamannya sudah ada pasien kanker payudara di usia 35-an tahun.
"Membiasakan diri lakukan SADARI itu perlu ya. Dengan terbiasa jadi tahu kondisi payudara. Cukup sekali sebulan agak lama di kamar mandi untuk periksa payudara," tutur pria yang juga Ketua Yayasan Kanker Indonesia ini.
Jika memang masih tak tak tahu cara periksa payudara sendiri ada beragam informasinya di internet. Dengan membiasakan SADARI, wanita jadi tahu kondisi payudaranya. Jika terdapat benjolan yang sebelumnya tidak ada bisa langsung memeriksakannya ke dokter.
Selain SADARI, salah satu cara deteksi dini dengan pemeriksaan USG. Bagi yang sudah berusia 40 tahun disarankan melakukan ini.
"Tetapi kalau ibunya punya riwayat kanker payudara dia harus memeriksakan diri (USG) lebih cepat lagi. Usia 30 tahun sudah USG," saran Prof Aru.
Semakin dini mengetahui kanker semakin besar peluang untuk terbebas dari kanker. Biaya yang dikeluarkan pun tak sebesar kanker stadium lanjut.