Polisi Razia Mobil Bak Terbuka Usai Kecelakaan Maut Batang

Warga pedesaan kerap kali gunakan mobil bak terbuka untuk mengangkut orang.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 07 Sep 2016, 11:32 WIB
Pemudik dengan kendaraan bak terbuka antre saat akan masuk gerbang Tol Cikopo, Jawa Barat, Jumat (1/7). Pada H-5 Lebaran, sejumlah kendaraan sudah mulai memadati Tol Cipali untuk mudik ke arah Jawa Tengah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Batang - Kepolisian Resor Batang Jateng menertibkan mobil bak terbuka yang digunakan untuk mengangkut penumpang karena dinilai rawan kecelakaan yang bisa menimbulkan korban jiwa.

"Sudah jauh-jauh hari sebelum kejadian ini (kecelakaan yang menewaskan 16 orang kemarin, red), kami sudah mengarahkan truk dan pikap tidak diperuntukkan mengangkut manusia, tetapi untuk mengangkut barang. Kami juga sudah memberikan arahan kepada masyarakat dilarang membawa penumpang menggunakan bak terbuka," ucap Kapolres Batang, AKBP Joko Setiono di Batang, Jateng, Rabu (7/9/2016).

Ia menegaskan, penggunaan mobil bak terbuka seperti truk dan pikap untuk mengangkut penumpang rawan kecelakaan. Hal ini penting disadari pemilik kendaraan.  

Di Batang sedikitnya sudah dua kali terjadi kecelakaan yang menimpa truk dan pikap saat mengangkut manusia hingga menimbulkan korban jiwa belasan orang.

"Kita semua tidak menginginkan korban jiwa akibat penggunaan truk dan pikap mengangkut manusia. Sebaiknya masyarakat menyadari bahwa kecelakaan dominan faktor kelalaian manusia," kata dia.  

Kapolres berjanji, jajaranya bersikap tegas terhadap truk dan pikap bak terbuka bermuatan penumpang. Ia mengatakan, kendaraan itu diperuntukkan untuk mengangkut barang, bukan penumpang.

"Kalau masih ada yang bandel, kita akan proses. Tapi kita tidak mengharapkan sampai terjadi tindak pidana, makanya kami mengharapkan agar pemilik truk pikap sama-sama peduli. Kalau truk terbalik maka bisa menimbulkan korban jiwa," kata Joko.

Polres Batang dan jajarannya, kata dia, gencar menyosialisasikan larangan penggunaan truk dan pikap bak terbuka untuk mengangkut penumpang, termasuk truk dan pikap milik warga pedesaan yang kerap kali digunakan sebagai pengangkut orang.  

"Untuk sasaran sosialisasi dilarang menggunakan truk dan pikup bak terbuka ke kantong-kantong penumpang seperti di daerah pedesaan," ujar dia.  


Belum Ada Tersangka

Sementara itu, sopir pikap kecelakaan maut Batang, Samaan (53), warga Bawang Batang Jateng, hingga saat ini masih dirawat tim medis.  

Dia mengalami luka-luka serius dalam kecelakaan yang menyebabkan 16 orang tewas tersebut. Karena itu, proses penyembuhan butuh waktu cukup lama.

"Sopir mengalami luka-luka, sampai saat ini masih dalam penanganan tim medis," ucap Kapolres.

Meski telah menerima keterangan sementara dari sopir bus tersebut, pihak kepolisian belum bisa menetapkan Samaan sebagai tersangka.  

Sebelumnya, lanjut Joko, sopir truk pikap tersebut memberikan keterangan kepada polisi bahwa penyebab terjunnya truk pikap tersebut karena pecah ban. Kondisi demikian juga diperkuat mengingat kondisi ban memang meletus atau pecah.

"Pasti kita lakukan pemeriksaan lebih lanjut kepad sopir. Selain itu, kita juga akan cocokkan keterangan dengan hasil olah TKP. Jadi untuk tersangkanya sampai saat ini belum ditetapkan," kata dia.

Kecelakaan maut terjadi di ruas jalan Desa di Batang, Jateng, Senin 5 September 2016 sekitar pukul 17.40 WIB petang. Sebuah truk pikap Mitsubishi L300 rombongan pelayat yang mengangkut muatan 41 penumpang manusia oleng dan terbalik.    

Menurut kesaksian Yudi (30), korban selamat, sebelum truk pikap mengalami kecelakaan maut. Laju mobil di jalan menurun kecang hingga akhirnya oleng dan terguling.    

"Mobil melaju kencang saat di jalan turunan, tiba-tiba hilang kendali nabrak pohon dan truk pikap terperosok ke jurang," ucap Yudi di Batang, Jateng, 6 September 2016.    

Ia menambahkan, seluruh penumpang truk pikap berjumlah sekitar 41 orang mereka semua merupakan warga Desa Sibebek, Kecamatan Bawang. Mereka berencana mau melakukan takziyah ke Dusun Sawet, Desa Amingronggo, Kecamatan Limpung, Batang.  

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya