Liputan6.com, Jakarta Hujan mengguyur kawasan Jakarta Selatan pada Rabu sore tadi, terjadi selama kurang lebih 1 jam. Namun hujan tersebut mengakibatkan banjir cukup parah, sekitar sepinggang orang dewasa (1 meter) di kawasan RW 06 Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
"Di dalem mah dalem, bisa semeter lebih," ujar Rahudin warga RW 06, dalam pesan singkat kepada Liputan6.com, Rabu (7/9/2016) malam.
Advertisement
"Baru juga hujan sebentar, sudah banjir besar. Kemang Village harus segera diaudit. Luapan Kali Krukut terbatas karena kali tersebut dibatasi oleh tembok kawasan Kemang Village setinggi 5 meter," ujar Farabi atau Abi, warga Cipete Utara lainnya.
Meskipun pihak Kemang Village mengaku memiliki bak penampung air, warga tetap tidak yakin dengan fungsi bak penampung yang mampu menampung luapan air sungai.
"Apa mungkin mereka mau buka pintu airnya ketika warga kebanjiran? Seberapa besar sih daya tampungnya? Dulunya Kemang itu wilayah resapan air, banyak lapangan bola, danau dan sawah. Kini jadi beton," Abi menandaskan.
Pada Sabtu, 27 Agustus 2016, banjir juga merendam sejumlah kawasan di Jakarta Selatan. Di antaranya, Cipete Utara dan Kemang.
Terkait itu, Gubernur Ahok telah memerintahkan Dinas Tata Air menutup dinding lima rumah di pinggir kali Krukut, Kemang yang jebol karena hujan deras pada Sabtu 27 Agustus 2016 malam.
"Ini (kali) jebolnya dari rumah orang, ada lima rumah. Kita paksa tutup rumah itu. Terus kita juga kirim alat berat," ujar Ahok sebelum acara halalbihalal warga Belitong di Gatot Subroto, Jakarta, Minggu, 28 Agustus 2016.
Gubernur DKI Jakarta bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama ini menyatakan, penyebab banjir di kawasan elite Kemang, Jakarta Selatan disebabkan banyaknya rumah yang dibangun di Daerah Aliran Sungai (DAS).
"Paling bahaya adalah daerah Selatan, banyak rumah didirikan sudah dindingnya itu udah sungai semua," ucap Ahok.
Ahok mencontohkan, seharusnya lahan yang sekarang terdapat bangunan Kemang Village tidak boleh ada bangunan, sebab merupakan daerah rawan banjir.
"Kemang Village ini harusnya enggak boleh ada bangunan. Tapi dulu ada kajian, dia bikin bak tampungan, boleh katanya. Pertanyaan saya, dia mau buka bak tampungannya enggak kalau air datang? Kemang Village harusnya buat tampungan, dia enggak lakukan," Ahok menegaskan.