Liputan6.com, Jakarta - Malaysia harus menahan malu usai dikalahkan Indonesia dengan skor telak 0-3 pada laga uji coba di Stadion Manahan, Solo, Selasa (6/9/2016) dini hari WIB. Kekalahan ini menjadi kian menyakitkan lantaran Harimau Malaysia memiliki waktu persiapan yang lebih panjang ketimbang Tim Garuda.
Baca Juga
Advertisement
Seperti diketahui, sebelum menghadapi Indonesia di laga uji coba, Malaysia setidaknya memiliki waktu sekitar 10 hari untuk mempersiapkan tim. Hal ini berbeda jauh dengan Indonesia yang hanya memiliki waktu dua hari untuk persiapan.
Sayangnya, keunggulan ini tidak tampak ketika gawang Malaysia justru tiga kali dibobol oleh penyerang Indonesia. Selain itu, koordinasi antarpemain Malaysia juga tidak terlalu baik ketimbang Indonesia.
Terkait itu, Liputan6.com mencoba merangkum beberapa faktor yang menyebabkan Malaysia dihajar Indonesia. Berikut detailnya:
1. Badai Cedera
1. Badai Cedera
Pelatih Malaysia, Ong Kim Swee hanya membawa 23 pemain untuk melawan Indonesia. Uniknya dari 23 pemain, terdapat tujuh pemain yang baru melakoni debut pertamanya bersama Malaysia.
Hal ini terjadi bukan tanpa sebab. Pasalnya sebelum bentrok melawan Indonesia, skuat Malaysia sedang tertimpa badai cedera. Tercatat enam pemain utama harus absen karena cedera. Mereka adalah Izham Tarmizi Roslan, Junior Eldstal, Fazly Mazlan, Mahalli Jasuli, Shahrom Kalam, dan Christie Jayaseelan.
Jika dilihat lebih mundur ke belakang, selain faktor cedera, Malaysia juga banyak kehilangan pemain pilarnya yang telah memilih pensiun dari timnas. Sejauh ini ada empat pemain penting Malaysia, yakni Safiq Rahim, Aidil Zafuan, S. Kunanlan, dan Amirulhadi Zainal telah pensiun membela Harimau Malaysia.
Advertisement
2. Koordinasi Lini Belakang Buruk
2. Koordinasi Lini Belakang Buruk
Pada laga ini pelatih Malaysia memainkan empat bek sejajar, yang diisi oleh Matthew Davies, Fadli Shas, Ronny Harun dan Azrif Narulhaq Badrul Hisham. Sayangnya, komposisi pemain ini tak terlihat kompak saat bertanding hingga membuat tiga gol Indonesia bersarang ke gawang Khairul Fahmi.
Koordinasi yang buruk bisa terjadi karena keempat pemain tersebut belum pernah bermain bersama di timnas dalam waktu yang panjang. Selain itu, minimnya pengalaman membela timnas Malaysia juga berpangaruh terhadap performa pemain.
Tercatat tiga dari empat pemain bertahan, yakni Matthew Davis, Ronny Harun dan Azrif Narulhaq Badrul Hisham baru delapan kali memperkuat Malaysia. Hanya Fadli Shas yang sangat berpengalaman setelah meraih 50 caps bagi Malaysia.
3. Tidak Punya Striker Pembunuh
3. Tidak Punya Striker Pembunuh
Pada laga melawan Indonsia, Ong Kim Swee memainkan formasi 4-5-1 dengan menjadikan Amri Yahyah sebagai penyerang tunggal. Pemain yang menjabat sebagai kapten Malaysia ini sebenarnya memiliki insting mencetak gol yang baik lantaran telah membuat 12 gol dari 58 caps bagi Harimau Malaysia.
Namun, faktor usia Amri yang telah menyentuh 35 tahun membuatnya susah bersaing dengan duet bek tengah Indonesia, Rudolof Yanto Basna dan Fachruddin Wahyudi yang masih relatif muda. Hal itu terbukti ketika Amri selalu kalah dalam berduel melawan Yanto Basna atau Fachruddin.
Selain Amri, sebenarnya Malaysia memiliki striker yang baik bernama Hazwan Bakri. Bomber Selangor FA itu telah mencetak enam gol dari 13 caps. Sayangnya pada laga ini performa Hazwan yang bermain di babak kedua, tak optimal karena baru saja pulih dari cedera.
Permasalahan striker tajam memang menjadi masalah yang harus segera diselesaikan oleh Ong sebelum turun di Piala AFF 2016. Pasalnya, saat Malaysia juara Piala AFF 2010, mereka memiliki Safee Sali yang sangat tajam. Bahkan Safee Sali mampu mencetak lima gol pada Piala AFF 2010, sekaligus menyabet gelar top skorer. Jadi jika ingin juara tahun ini, Malaysia harus cepat mencari penyerang haus gol.
(Yosef Deny Pamungkas)
Advertisement