Liputan6.com, Mekah Petugas kesehatan jemaah haji Indonesia di Arab Saudi masih mendata para jemaah yang sakit untuk pelaksanaan ibadah pada puncak haji. Ada tiga cara yang bisa dilakukan jemaah haji sakit dalam menunaikan rukun haji tersebut.
"Yaitu jemaah yang dibadalkan (diwakilkan orang lain), safari wukuf, dan pendampingan," ujar Penanggung Jawab Kesehatan Haji Indonesia dr Mochtaruddin Mansyur saat memaparkan pelayanan kesehatan di hadapan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), Mekah, Rabu, 7 September 2016 waktu Saudi.
Advertisement
Puncak haji di Padang Arafah akan berlangsung pada Minggu, 9 Dzulhijjah 1437 H/11 September 2016. Seluruh jemaah haji akan berkumpul di tempat itu untuk melaksanakan wukuf.
Dia memprediksi ada 40 jemaah yang akan disafariwukufkan. Selain itu, juga ada beberapa pasien yang mengalami gangguan jiwa. "Itu yang akan dibadalkan," ujar dia.
Sementara bagi para tamu Allah yang kesehatannya berisiko tinggi saat menjalankan ibadah wukuf, pihaknya telah mempersiapkan pendampingan terhadap jemaah tersebut. Ada puluhan petugas yang disiapkan.
"Ada 70 tenaga medis tidak ikut haji. Mereka akan mendampingi jemaah mengikuti safari wukuf," ucap dia.
Ada 10 bus yang bakal digunakan dalam operasi safari wukuf tersebut. Mochtaruddin berharap transportasi yang digunakan untuk safari wukuf tersebut sesuai harapan jemaah agar pelaksanaan rukun haji tersebut berjalan baik.
"Yang bus untuk jemaah berbaring, maksimal berisi enam penumpang. Kasus jemaah berbaring ini cukup banyak salah satunya patah tulang punggung karena jatuh. Ada juga sebagian yang memungkinkan duduk," jelas Mochtaruddin.
Namun begitu, dia mengaku belum mengetahui bentuk bus tersebut. Apalagi fasilitas yang tersedia di dalamnya.
"Kondisi busnya belum dilihat. H-2 wukuf bus bisa diakses. Koordinasi dengan bidang transportasi," ujar Mochtaruddin.