Cerita Geng Motor Amerika Asal Cijantung Kuasai Jalanan Jakarta

Meski lahir di Kalisari, Cijantung, Jakarta Timur geng motor ini tersebar di wilayah Jakarta Selatan.

oleh FX. Richo Pramono diperbarui 08 Sep 2016, 10:19 WIB
Ilustrasi penangkapan anggota geng motor. (Antara Foto/Feri Purnama)

Liputan6.com, Jakarta Entah mengapa geng motor di Jakarta memiliki penamaan yang unik-unik. Beberapa di antaranya memilih nama negara sebagai penamaan geng motor mereka.

Salah satunya yang cukup punya pamor di Jakarta adalah geng motor Amerika. Meski namanya geng Amerika, namun tak ada kaitannya sama sekali dengan negeri Paman Sam.

"Wah ya enggak ada, Mas. Enggak ada orang Amerika-nya juga. Orang kita semua. Cuma namanya aja sih," ujar Pri yang hidup dalam lingkaran pergaulan komunitas motor remaja, saat ditemui Liputan6.com di Jatipadang, Jakarta Selatan, Kamis (8/9/2016).

Setelah didalami lebih lanjut, ternyata penamaan geng motor yang diambil dari nama negara adidaya ini, merupakan sebuah singkatan.

"Nah Amerika itu singkatan. Kalau enggak salah itu singkatan dari Anak Merdeka Kalisari. Kalisari, daerah deket Cijantung, Jakarta Timur," kata Pri.

Namun Pri mengaku tidak mengetahui asal-usul penamaan geng motor Inggris yang ditengarai tengah menjadi lawan dari geng motor Amerika. Geng Inggris merupakan geng motor yang persebarannya mencakup wilayah Jagakarsa dan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

"Waduh kalau Inggris pernah dengar emang namanya, tapi enggak tahu singkatan dari apa, atau kenapa dinamai Inggris," ucap Pri.

Kawasan Jakarta Selatan khususnya di bilangan Jagakarsa dan Pasar Minggu tengah mencekam dengan kehadiran geng motor yang diduga memiliki ilmu kebal Mahesa Kurung.


Ilmu Kebal Mahesa Kurung

Geng motor di bilangan Jakarta Selatan mulai menjadi buah bibir di tengah masyarakat, setelah dua pemuda menjadi korban pembacokan sekelompok anak muda bermotor. Peristiwa tersebut terjadi di Jalan Warung Jati Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Pada Jumat 2 September 2016, Polsek Jagakarsa menangkap tiga orang yang tergabung dalam perkumpulan aliran Mahesa Kurung. Satu di antara tiga orang tersebut adalah Bayu Aji Prakoso (21), pentolan Mahesa Kurung. Sementara dua orang lainnya adalah murid Bayu.

Penangkapan dilakukan atas respons pesan singkat berantai yang mencurigai perkumpulan Mahesa Kurung yang diprakarsai Bayu di sebuah bengkel ketok magic di Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Kepada polisi, Bayu mengaku memiliki pengikut 300 orang. Namun dari bukti yang ditunjukkan, para anggota yang rajin bertandang ke bengkel ketok magic yang ditunggui Bayu hanya 20-30 orang.

"Rata-rata mereka anak-anak di bawah umur, para remaja," kata Kapolsek Jagakarsa Kompol Sri Bhayangkari saat dihubungi Liputan6.com, Senin 5 September 2016.

Penuturan dua murid Bayu ke pihak kepolisian, macam-macam alasan para remaja itu bergabung dengan perkumpulan Mahesa Kurung. "Ada yang ingin kebal, ada yang sering ditolak dan minta pelet, yang suka di-bully, pengasihan, macem-macemlah," kata Sri.

Saat menggeledah di dalam dan sekitar bengkel, tidak didapati senjata tajam atau benda yang dicurigai akan digunakan untuk tawuran. "Kami justru mendapati isim, batu akik, kemenyan, buluh perindu," Sri membeberkan.

Karena tidak terbukti menyimpan senjata tajam, polisi memulangkan ketiga orang tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya