Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo langsung mengumpulkan seluruh menteri dan kepala lembaga usai kembali kunjungan kerjanya ke Tiongkok dan Laos. Lain dari biasanya para menteri dikumpulkan di Kantor Presiden, kini Jokowi mengundang pejabat pemerintah ke Istana Merdeka.
Dalam pidato awalnya, Jokowi langsung memberikan "oleh-oleh" yang ia bawa dari Tiongkok dan Laos. Oleh-oleh itu berupa pekerjaan baru bagi seluruh stakeholder untuk meningkatkan daya saing Indonesia dalam menghadapi persaingan bebas dengan negara lain.
Advertisement
"Dari pertemuan-pertemuan yang dilakukan dengan kepala negara, pemerintahan baik G-20 atau ASEAN Summit sangat kelihatan sekali betapa sekarang persaingan antarnegara sangat sengit. Betapa pertarungan antarnegara dalam hal perebutan kue ekonomi, baik investasi, arus modal masuk, itu sangat sengit," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (9/9/2016).
Untuk itu, Jokowi meminta kepada seluruh pejabat supaya fokus dalam membangun karakteristik bangsa, karakter ekonomi, dan karakter sumber daya manusia yang ada di Indonesia. Dengan itu, menurut dia, Indonesia akan lebih mudah dalam bersaing dengan negara-negara lain.
"Kita harus menentukan, harus fokus, apa yang menjadi core ekonomi kita, core bisnis negara kita, karena dengan itulah kita akan bisa membangun positioning kita, membangun brand kita. Sehingga kita bisa selesaikan persoalan tanpa harus kejar-kejaran dengan negara lain," paparnya.
Untuk menggambarkan persoalan ekonomi Indonesia, Jokowi mempersilakan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) untuk memaparkan kondisi ekonomi Indonesia selama 71 tahun merdeka.
Dalam paparan yang disampaikan JK, akan dijelaskan apa saja masalah ekonomi Indonesia, dan di mana peluang-peluang yang bisa menjadi branding ekonomi Indonesia dalam menghadapi persaingan.