Kepala BRG Diadang, PT RAPP Minta Maaf

Tony menepis anggapan jika PT RAPP membakar lahan di wilayah hutan gambut di wilayah Provinsi Riau.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 09 Sep 2016, 12:13 WIB
Rombongan Kepala BRG Nazir Foead diadang oleh 6 orang petugas keamanan PT Riau Andalan Pulp dan Paper yang mengaku dari TNI Angkatan Darat.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Tony Wenas meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan anak buahnya mengadang Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead.

Kepala BRG diadang saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, Rabu 7 September 2016 lalu.

"Kami atas nama manajemen RAPP dan pribadi menyampaikan permohonan maaf kepada Kepala BRG atas situasi yang terjadi di lapangan, di mana tim dari BRG tidak diperkenankan masuk, dan ini memang suatu kesalahan SOP internal," kata Tony di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, Jumat (9/9/2016).

Tony berujar, saat Kepala BRG dan tim mendatangi lahan milik PT RAPP, anak buahnya di lapangan tidak melaporkan kepada atasannya maupun dirinya langsung, sehingga terjadi kesalahpahaman antara tim BRG dengan anak buahnya di lapangan.

"Di mana yang bersangkutan tidak melaporkan kepada atasannya dan state manager, yang akhirnya sampai ke saya soal adanya kunjungan atau sidak tersebut," ujar dia.

Dengan kejadian tersebut, Tony menyatakan, pihaknya sudah menindak tegas anak buahnya agar kejadian serupa tidak terulang.‎ Ia menegaskan, pemerintah adalah mitra kerja yang bisa kapan saja menyidak PT RAPP.

"Kami telah menindak tegas dan me-review kembali SOP tersebut agar dapat dipastikan tidak terjadi lagi di kemudian hari. Pemerintah selaku yang memiliki hak memasuki wilayah kami, KLHK dan BRG adalah prinsipal kami," ‎tegas dia.

Selain itu, Tony menepis jika PT RAPP melakukan pembakaran lahan di wilayah hutan gambut di wilayah Provinsi Riau untuk membuka kanal-kanal baru. Justru, lanjut dia, PT RAPP ikut mencegah kebakaran lahan dan hutan di wilayahnya dengan membuka sekat api baru agar tidak merambat.

"Ada pembukaan sekat bakar dan kantong air sebagai bagian pencegahan dari karhutla (kebakaran hutan dan lahan)," jelas Tony.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya