Liputan6.com, New York- Berdasarkan sebuah studi yang dipublikasikan the American Psychological Association's Journal of Abnormal Psychology, wanita lebih sering mengalami cemas dan depresi saat mengalami masalah. Sedangkan pria, lebih mungkin bisa mengatasi masalah yang datang di hidupnya.
Penyakit mental lebih sering menyerang wanita dibanding pria. Apa sajakah penyakit mental tersebut? Berikut ulasannya, seperti dilansir Prevention, Jumat (9/9/2016):
Advertisement
1. Depresi
Sekitar 10-15 persen wanita akan mengalami depresi di satu titik kehidupan mereka. Wanita melalui perubahan biologis yang signifikan di seluruh kehidupan mereka dibanding pria. Perubahan hormon bisa mendatangkan masalah pada kesehatan mental perempuan. Misalnya, tak sedikit wanita yang mengalami depresi setelah melahirkan.
Masalah sosial juga ikut berperan dalam gangguan mental perempuan. Tak hanya diajari untuk menjaga pikiran dan perasaan, perempuan juga diharusnya menjaga penampilan. Terkadang, hal ini menimbulkan masalah kejiwaan.
Selain itu, faktor lingkungan atau budaya dimana wanita masih cenderung menanggung pekerjaan rumah dan mengasuh anak, bahkan bekerja, bisa mempengaruhi mental wanita. Terkadang, wanita masih dipandang lebih rendah dibanding pria.
"Ini dapat menyebabkan ketegangan perihal keuangan yang dapat menyebabkan perasaan cemas, depresi atau putus asa," kata Kristin Carpenter, Director of women's behavioral health at The Ohio State University Wexner Medical Center.
Jika tidak bisa mengatasi rasa bersalah akan kehilangan waktu bersama anak saat bekerja, stres dan rasa bersalah dapat memperburuk depresi pada wanita. Depresi pada wanita terlihat berbeda dibanding pria. Wanita yang depresi biasanya terlihat kelelahan, kurang motivasi atau menark, dan lebih sering menangis. Sementara pria yang depresi cenderung marah-marah.
2. Cemas
Dari masa pubertas hingga usia 50 tahun, wanita lebih mungkin mengalami kecemasan dibanding pria. Gejala cemas terlihat seperti khawatir berlebih, tegang, kelelahan dan ketakutan.
Sekali lagi, banyak faktor yang menjadi penyebabnya termasuk norma sosial budaya dan stres. Berdasarkan penelitian di American Psychological Association's Journal of Abnormal Psychology, pria cenderung meluapkan emosi sementara wanita memilih memendamnya.
Faktor biologi juga bermain peran disini. Tentu saja efek hormon utama pada wanita mempengaruhi kesehatan mentalnya.
3. Gangguan stres pascatrauma
Secara teknis gangguan stres pascatrauma atau post traumatic stress disorder (PTSD) adalah jenis gangguan kecemasan termasuk gangguan panik, kecemasan umum, fobia dan gangguan kecemasan perpisahan.
Wanita empat kali lebih mungkin mengalaminya bahkan hingga kronis dibanding pria. Wanita cenderung mengalami lebih banyak jenis trauma tertentu seperti pelecehan seksual, kekerasan yang berhubungan dengan risiko lebih besar untuk mengalami PTSD. Wanita biasanya bereaksi dengan menyalahkan diri sendiri. Wanita lebih rentan mengalami PTSD karena telah diawali dengan depresi dan kecemasan.
4. Gangguan makan
Gangguan makan biasanya lebih sering dialami oleh wanita karena kebanyakan dari mereka ingin tampil cantik dengan bentuk tubuh yang ideal. Binge eating disorder adalah makan yang berlebihan dan sudah menjadi kebiasaan hingga tak terkontrol.
Gangguan makan ini lebih banyak dialami wanita dibanding anoreksia dan bulimia. Data statistik menunjukkan, wanita lebih banyak mengalami gangguan ini dibanding pria. Wanita, cenderung merahasiakan kebiasaannya makan banyak karena hal itu memalukan. (Aluna Swara)