Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) mendapat komitmen pinjaman hingga Rp 12 triliun dari 3 perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu BNI, BRI, dan Bank Mandiri dan tambahan Kredit Modal Kerja (KMK) Tahun 2016 menjadi maksimal Rp 20 triliun.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, dukungan dana ini diberikan guna memenuhi kebutuhan investasi kelistrikan tanah air dan memperkuat arus kas PLN terkait pembayaran energi primer.
"Sinergi Perusahaan Badan Usaha Milik Negara sudah sesuai dengan misi BUMN sebagai agen pembangunan," kata Rini, di Jakarta, Jumat (9/9/2016).
Baca Juga
Advertisement
Direktur Utama PLN Sofyan Basyir mengatakan, rencananya kredit sindikasi dari tiga perbankan ini akan digunakan untuk mendanai proyek investasi pembangkit, transmisi, distribusi dan sarana pendukung lain.
Sedangkan KMK yang bertambah dari Rp 15 triliun menjadi Rp 20 triliun akan digunakan untuk memperkuat arus kas PLN terkait kebutuhan modal kerja untuk pembayaran energi primer.
"Kredit sindikasi ini merupakan dukungan nyata untuk proses pembangunan proyek 35 ribu MW, semua ini demi satu target sukseskan program peningkatan ratio elektrifikasi di Indonesia," ujar Sofyan.
Dalam perjanjian kredit sindikasi, masing-masing bank akan memberikan plafon kredit dengan nilai maksimum Rp 4 triliun dan untuk jangka waktu selama 10 tahun. Dengan adanya perjanjian ini, diharapkan proses pembangunan pembangkit, transmisi, distribusi dan sarana penunjang dapat dipercepat, terutama untuk mendukung Program 35 ribu MW dalam lima tahun ke depan.
Perjanjian pemberian pinjaman antara lain ditandatangani Direktur Utama PLN Sofyan Basir, Direktur Utama BNI Achmad Baiquni, Direktur Utama BRI Asmawi Syam, dan Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo.
Acara penandatanganan berlangsung di Kantor Kementerian BUMN yang disaksikan Menteri BUMN Rini Soemarno.(Pew/Nrm)