Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi Indonesia diperkirakan masih stagnan pada 2016. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada angka 5 persen atau di bawah target pemerintah 5,1 persen.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan mengatakan, hal tersebut disebabkan oleh pemangkasan anggaran pemerintah yang berpengaruh terhadap belanja pemerintah.
"Kuartal kedua pertumbuhan ekonomi naik cepat mungkin tidak terulang kuartal ketiga dan keempat. Dan ada beberapa alasan, di antaranya secara singkat pelemahan masih government constrain, budget constrain, mau tidak mau akan mempengaruhi government spending dan investment," kata dia di Kantor Pusat Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (9/9/2016).
Baca Juga
Advertisement
Dia menuturkan, hal tersebut juga tercermin dari inflasi yang rendah. Dia menuturkan, inflasi yang rendah cerminan dari ekonomi yang sedang lemah.
"Pada dasarnya ekonomi relatif 5 persen. 5,1 persen agak berat, tidak tahun ini. Tahun depan juga agak berat," tambah dia.
Anton mengatakan, dengan kondisi demikian maka patut diantisipasi adanya kenaikan kredit macet atau non performing loan bank (NPL). "Kita memang bukan pesimistis tapi kita hati-hati tahun berikutnya terutama NPL yang cukup tinggi. Walaupun Juni melambat," ujar dia.
Namun, dia bilang kondisi nilai tukar rupiah relatif membaik karena ditopang oleh aliran dana masuk (capital inflow). "Konteks global masih menyebabkan capital inflow. Rupiah cukup tertopang," tutur dia. (Amd/Ahm)