Liputan6.com, Mekah - Pemerintah RI akan membadalhajikan jemaah haji yang wafat di Tanah Suci Mekah. Hingga hari ini tercatat ada 82 jemaah calon haji asal Indonesia yang telah meninggal dunia.
Selain wafat, jemaah yang dibadalhajikan adalah mereka yang sedang dirawat di rumah sakit dan memiliki ketergantungan tinggi terhadap alat bantu kesehatan seperti di Intensive Care Unit (ICU) dan High Care Unit (HCU).
Advertisement
"Serta mereka yang secara fisik sehat, tapi secara kejiwaan hilang ingatan. Mereka ini yang nanti dibadalhajikan," ujar Direktur Pembinaan Haji dan Umrah Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Muhajirin Yanis, di Kantor Daker Mekah, Arab Saudi, Jumat, 9 September 2016.
Muhajirin menjelaskan pada tahun lalu sebanyak 225 jemaah dibadalhajikan. Pelaksana badal haji adalah petugas yang ditunjuk panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) Arab Saudi setelah melalui tahapan seleksi dan penguatan manasik haji. Syarat para petugas badal di antaranya pernah berhaji.
Pemerintah menjamin keluarga jemaah tak akan dipungut biaya atas badal haji. Seluruh ongkos itu ditanggung pemerintah dan diambilkan dari komponen biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH).
"Badal haji yang dilakukan ini menjadi tanggung jawab kita. Satu petugas hanya membadalkan satu orang. Biaya yang diberikan kepada pembadal 1.765 riyal, dipotong pajak. Mereka menerima 1.500 riyal," ujar Muhajirin.
Terkait jumlah jemaah calon haji yang akan dibadalhajikan tahun ini, Muhajirin belum bisa memastikan lantaran masih menunggu perkembangan data terbaru. Kepastian baru bisa didapat sehari jelang wukuf atau Sabtu, 10 September 2016.
"Kami juga masih menunggu laporan data dari tim medis kesehatan, terkait jemaah yang harus dibadalhajikan yang sedang dirawat di KKHI dan RSAS. Tentu ini terus berkembang. Kita terus membuka ruang bagi badal haji," kata dia.
"Kita tidak hanya menetapkan sejumlah yang wafat dan sakit saat ini, tapi kemungkinan bertambah tetap kita lakukan (antisipasi). Semoga tidak bertambah, jemaah kita sehat dan kembali ke Tanah Air," sambung Muhajirin.
Sertifikat
Nantinya, kata Muhajirin, usai dilakukan badal haji, PPIH Arab Saudi akan menerbitkan sertifikat untuk kemudian diserahkan ke keluarga jemaah haji yang wafat atau sakit parah, sehingga harus dibadalhajikan.
"Salah satu cara untuk membuat keluarga yakin bahwa anggota keluarganya telah dibadalhajikan, kita akan membuat sertifikat yang ditandatangani Pak Dirjen (PHU Abdul Djamil)," kata dia.
"Saat kembali ke Tanah Air, petugas kita dari wilayah akan menyerahkan kepada keluarga, ini sebagai salah satu bentuk tanggung jawab kita dan bukti bahwa kita telah membadalkan," sambung Muhajirin.
Tak hanya badal haji, menurut Muhajirin, PPIH di Arab Saudi juga akan memberikan safari wukuf bagi jemaah haji sakit, tapi masih bisa dibawa ke Padang Arafah untuk melakukan wukuf.
Sampai hari ini, lanjut Muhajirin, sudah ada 89 jemaah calon haji yang kemungkinan akan disafariwukufkan. Jumlah ini diyakini masih akan bertambah lantaran data dari tiga sektor pemondokan jemaah haji yang belum masuk.
Namun yang jelas, Muhajirin menambahkan, PPIH Arab Saudi sudah menyiapkan kendaraan berupa 10 bus dan ambulans untuk memfasilitasi jemaah haji safari wukuf.
"Insyaallah masih sejumlah kapasitas yang kita siapkan. Di bus safari wukuf, nanti kita siapkan tenaga minimal dua orang dalam satu bus, yang akan mendampingi proses pelaksanaan safari wukuf," pungkas Muhajirin.