4 Fakta Mencengangkan Geng Motor Berilmu Mahesa Kurung

Nama Mahesa Kurung mencuat ketika Bayu Aji Prakoso ditangkap Polsek Jagakarsa, Jakarta Selatan.

oleh Nafiysul QodarFX. Richo Pramono diperbarui 10 Sep 2016, 20:01 WIB
Kapolresa Depok AKBP Harry Kurniawan memperlihatkan senjata tajam yang diamankan dari tangan penyerangan klub motor di GDC, Depok (Liputan6.com/Adi)

Liputan6.com, Jakarta - Warga Jakarta Selatan, khususnya di Jagakarsa dan Pasar Minggu tengah, dicekam dengan kehadiran geng motor yang diduga memiliki ilmu kebal Mahesa Kurung.

Nama Mahesa Kurung mencuat ketika Bayu Aji Prakoso (21) ditangkap Polsek Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat 2 September 2016. Bayu diduga penganut dan guru dari ilmu kebal Mahesa Kurung.

Penangkapan Bayu dilakukan atas respons pesan singkat berantai yang mencurigai perkumpulan Mahesa Kurung yang diprakarsai Bayu di sebuah bengkel ketok magic di Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Kepada polisi, Bayu mengaku memiliki pengikut 300 orang. Namun, dari bukti yang ditunjukkan, para anggota yang rajin bertandang ke bengkel ketok magic yang ditunggui Bayu, hanya 20-30 orang.

"Rata-rata mereka anak-anak di bawah umur, para remaja," kata Kapolsek Jagakarsa, Kompol Sri Bhayangkari saat dihubungi Liputan6.com, Senin 5 September 2016.

Berikut sejumlah fakta menarik tentang kelompok tersebut.


Mulai Terdengar 2012, Sekarang Muncul Lagi

Mahesa Kurung adalah ilmu kebal dan pelet ala geng motor. Nama Mahesa Kurung belakangan mencuat di pemberitaan ketika ditangkapnya Bayu Aji Prakoso (21) oleh kepolisian sektor Jagakarsa, Jakarta Selatan. Bayu diduga penganut dan guru dari ilmu kebal Mahesa Kurung.

Ilmu kebal Mahesa Kurung ini digunakan sekelompok remaja yang diduga terlibat dengan serangkaian aksi kriminal geng motor.

Ilmu kebal Mahesa Kurung ternyata sudah dikenal cukup lama di kalangan ABG. Strategi persebaran melalui pergaulan membuat Mahesa Kurung begitu cepat tenar.

"Anak-anak sini sih ngenalnya MK. Nyebutnya begitu. Eh, lo ikut MK? Bisa apa aja di MK? Ya emang begitu sebutannya," kata seorang remaja bernama Acong saat menuturkan cerita pergaulan di sekitarnya di bilangan Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Acong menuturkan, MK sudah dikenal cukup lama di lingkungan pergaulan remaja. Namun, MK kembali merebak setelah penangkapan Bayu yang kemudian dibebaskan karena pihak kepolisian tidak dapat memproses secara hukum.

"MK sih sudah lama ya dikenalnya. Seingat saya tuh puncaknya 2012. Itu lagi heboh tawuran di mana-mana. Sekarang ramai lagi," kata Acong.


Kebal dan Pelet Sebagai Pemikat

Kepada polisi, Bayu mengaku memiliki pengikut 300 orang. Namun, dari bukti yang ditunjukkan, para anggota yang rajin bertandang ke bengkel ketok magic yang ditunggui Bayu, hanya 20-30 orang.

"Rata-rata mereka anak-anak di bawah umur, para remaja," kata Kompol Sri Bhayangkari.

Penuturan dua murid Bayu ke pihak kepolisian, macam-macam alasan para Anak Baru Gede itu bergabung dengan perkumpulan Mahesa Kurung.

"Ada yang ingin kebal, ada yang sering ditolak dan minta pelet, yang suka di-bully, pengasihan, macem-macem, lah," kata Sri.

Oleh sebab itu saat polisi menggeledah di dalam dan sekitar bengkel, tidak didapati senjata tajam atau benda yang dicurigai akan digunakan untuk tawuran.

"Kami justru mendapati isim, batu akik, kemenyan, buluh perindu," Sri membeberkan.

Benda-benda itu didapat dari para murid-murid Bayu. "Barang-barang itu katanya mahar dari murid-murid dia (Bayu). Mereka memberikan mahar seikhlasnya tapi wajib," kata Sri.


Hanya Seharga Sebungkus Rokok

Menurut penuturan seorang warga di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, tidak mahal untuk mendaftar sebagai anggota Mahesa Kurung. Bila diibaratkan dengan barang, biaya pendaftarannya hanya seharga sebungkus rokok.

"Enggak mahal bang. Murah kok. Terjangkau. Paling sekitar Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribuan. Ya seharga sebungkus rokok," kata Acong tentang pergaulan di sekitarnya di bilangan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu, 7 September 2016.

Diduga, tarif tersebut diperuntukkan agar para remaja dapat menjangkau dengan mudah.

"Ya kan kebanyakan ABG (Anak Baru Gede), masih pada sekolah. Duitnya juga enggak banyak. Makanya daftarnya cuma segitu. Ibarat kata pakai uang jajan mah bisa," lanjut Acong.

Namun, uang Rp 20 ribuan itu hanya modal awal untuk pertama bergabung dengan perguruan ilmu kebal Mahesa Kurung. Sebab, anggota dikenakan biaya lanjutan untuk memperdalam ilmu tersebut.

"Besarannya masih sama. Tapi kalau ditotal, sampai bisa (kebal) itu habis Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu," kata Acong.


Menyerang Warnet

Dua orang menjadi korban uji kekebalan geng motor yang sudah belajar Mahesa Kurung. Warnet 24 jam bernama Aulia Net diserang oleh sekitar 20 ABG pada Selasa, 6 September 2016, dini hari.

Dua pengunjung warnet menjadi korban pembacokan oleh geng motor di Jalan Warung Jati Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Tanpa sebab musabab yang jelas, puluhan remaja yang membawa senjata tajam, membacok 2 korban dengan membabi buta.

"Jumlahnya 10 motor, Bang. Mereka berboncengan. Ya kurang lebih 20 orang berarti. Bawa senjatanya clurit sama klewang. Kejadian jam 4 pagi tadi," ujar Rizky, saksi mata yang menolong korban di Aulia Net, Jalan Warung Jati Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa 6 September 2016.

Akibat peristiwa itu, 2 korban yang bernama Ardi dan Rian Fadilah, mengalami luka sobek cukup parah. Ardi mendapat 12 jahitan di pergelangan tangan kanannya, dan Rian Fadilah mengalami luka bacok di punggung, tangan, dan kaki.

"Darahnya ke mana-mana bang waktu saya tolong. Berceceran di kursi, dan penuh basah di bajunya," Rizky menambahkan.

Melihat tangan korban mengalami luka parah, Rizky langsung membawa ke rumah sakit untuk memberikan pertolongan. "Saya bawa ke Rumah Sakit Fatmawati bang. Anak geng motor pada kabur habis ngebacok," dia menambahkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya