Liputan6.com, Jakarta Salah satu bank di Amerika Serikat (AS) Wells Fargo memecat 5.300 karyawannya dalam beberapa tahun terakhir. Pasalnya, karyawan bank tersebut terlibat dalam praktik curang pembuatan rekening palsu alias fiktif yang merugikan nasabah.
Kasus ini terungkap pada Kamis lalu. Regulator menyatakan karyawan Wells Fargo secara diam-diam membuat jutaan rekening bank dan kartu kredit palsu tanpa diketahui oleh konsumen. Praktik ini sendiri sudah terjadi sejak 2011. Alhasil, konsumen Wells Fargo di seluruh dunia harus membayar biaya bank yang sebenarnya bukan merupakan kewajiban mereka.
Advertisement
Rekening palsu itu dibuat para karyawan itu untuk meningkatkan target penjualan dan menghasilkan uang bagi mereka.
"Karyawan Wells Fargo secara diam-diam membuka rekening yang tidak sah tersebut untuk memenuhi target penjualan agar mendapatkan bonus," ujar Richard Cordray, Direktur Biro Perlindungan Konsumen Keuangan (CFPB) dilansir dari CNN Money, Minggu (11/9/2016).
Wells Fargo membenarkan bahwa pihaknya sudah memecat 5.300 karyawan dalam beberapa tahun terakhir, terkait dengan ini.
Mereka diduga membuat PIN palsu dan email palsu dialamatkan pada konsumen yang terdaftar pada layanan bank online.
Cakupan dari skandal ini mengejutkan. Sebuah analisis menunjukkan bahwa karyawan telah membuka 1,5 juta rekening palsu yang tidak sah.
Modusnya adalah mereka memindahkan dana dari nasabah yang sudah terdaftar ke rekening palsu tersebut tanpa sepengetahuan nasabah. CFPB menyebut praktik ini sudah menjamur.
Konsumen pada akhirnya didenda atas kekurangan dana atau biaya overdraft (defisit). Karena uang di rekeningnya tak cukup sejak dipindahkan oleh para oknum karyawan.
Selain itu, mereka juga mengirimkan permohonan untuk 565.443 rekening kartu kredit tanpa sepengetahuan si konsumen.
Sekitar 14.000 rekening memikul biaya sekitar US$ 400.000 termasuk biaya tahunan, bunga, dan biaya overdraft. CPFB menyebut bahwa Wells Fargo akan membayar restitusi semua korban.
Wells Fargo setuju untuk membayar denda US$ 185 juta dan US$ 5 juta sebagai ganti rugi ke nasabah.
"Kita menyesal dan bertanggung jawab atas semua kejadian di mana nasabah menerima produk yang tidak mereka minta," ujar Wells Fargo dalam pernyataannya.
Wells Fargo punya valuasi pasar tertinggi di antara bank di AS yaitu senilai US$ 250 miliar. Berkshire Hathaway, perusahaan investasi yang didirikan orang terkaya Warren Buffet adalah pemegang saham tertinggi di bank ini.
Pihak dari CFPB tidak merilis bagaimana bisa mereka memecahkan kasus skandal ini. "Kita tak ingin komentar bagaimana kita memecahkan masalah ini," ujar juru bicara CFPB.
Nasabah pun meradang. Salah satunya adalah Brian Kennedy. "Saya tidak mendaftar untuk rekening itu. Wells Fargo kehilangan saya sebagai nasabahnya dan saya sudah katakan ini pada keluarga dan teman saya," ujarnya diwawancara CNN.