Melontar Jumrah Aqabah, Jemaah Banyak Terpisah dari Rombongan

Kondisi ruang jamarat yang dipenuhi lautan manusia membuat tak sedikit jemaah haji Indonesia terpisah dari rombongannya.

oleh Muhammad Ali diperbarui 13 Sep 2016, 03:21 WIB
Jemaah haji melempar jumrah sambil menggendong anak saat ibadah haji di Mina, Arab Saudi (12/09). Lempar jumrah dapat dimaknai melontarkan sifat trilogi thaghut (pendurka Allah) yakni Qarun, Bal’am, dan Fir’aun. (REUTERS/Ahmed Jadallah)

Liputan6.com, Mekah - Sepanjang Senin ini, jemaah haji melontar jumrah Aqabah di Mina, Mekah, Arab Saudi. Mereka mulai bergerak dari Muzdalifah setelah sebelumnya bermalam di Arafah.

Melontar jumrah merupakan salah satu wajib haji. Jemaah yang tidak melontar wajib membayar dam (denda) berupa seekor kambing. Kalau tidak mampu, boleh membayar fidyah atau berpuasa 10 hari, yaitu 3 hari di masa haji di Tanah Suci dan sisanya di Tanah Air.

Kondisi ruang jamarat yang dipenuhi lautan manusia membuat tak sedikit jemaah haji Indonesia terpisah dari rombongan. Seperti yang dialami Nurdin Jalal. Jemaah asal Palembang, Sumatera Selatan, bersama sang istri Nurhayati, kebingungan mencari teman-temannya. Keduanya ditemukan oleh jemaah haji dari Malaysia.

"Tertinggal, rombongan jalan duluan enggak tengok lagi ke belakang," cerita Nurhayati kepada Liputan6.com, Senin (12/9/2016).

Dia menuturkan, suaminya mengalami nyeri pada kaki, sehingga berjalan agak pelan dan tak bisa mengimbangi gerak rombongannya. "Sudah berobat kemarin. Darahnya tinggi, 160," ujar dia.

Tak hanya Indonesia, jemaah seluruh dunia tak henti-hentinya datang silih berganti di ruang jamarat di Mina. Mereka ada yang membawa bendera negaranya, maupun nama rombongan dari jemaah itu sendiri.

Sepanjang jalan menuju maupun keluar jamarat, para jemaah melantunkan talbiyah. Ada juga mereka yang secara serentak mengucapkan takbir di hari Idul Adha ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya