Liputan6.com, Mina - Total jumlah jemaah haji Indonesia yang meninggal hingga pelaksanaan puncak haji wukuf di Padang Arafah menjadi 100 orang.
Dari jumlah itu, 8 orang meninggal saat menjalankan puncak ibadah haji pada Minggu 11 September 2016.
Advertisement
Data di Sistem Informasi Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kesehatan, pada Senin 13 September 2016 menyebutkan, 8 jemaah yang meninggal di Arafah adalah Sanipah binti Kawi Soleh (76), Sarah binti Marjuki Sere (84), dan Sukro bin Gimin Sali (71).
Kemudian Roemijatoen binti Mariso Kromorejo (69), Djumirah binti Karto Temon (82), Dimanto bin Sono Dikromo (72), Mani binti Mamak Isma (49), dan Moh Choliq Atmowisastro bin Hanafi (71).
Terkait pelaksanaan wukuf, Penghubung Kesehatan dr Ramon Andrias di Daker Mekah menilai, jemaah haji cukup disiplin untuk tetap berada di tenda saat menjalani proses wukuf, yang ditandai dengan menurunnya layanan antar jemaah haji yang tersesat jalan untuk kembali ke tenda maktabnya (pemondokan).
"Kalau melihat kemarin, kelihatannya jemaah kita lebih disiplin. Di tenda penerangan tidak banyak orang kesasa jemaah haji cukup disiplin untuk tetap berada di tenda saat menjalani proses wukuf, r. Selain itu, keberadaan petugas sektor adhoc cukup efektif menjaga jemaah agar tetap berada di tendanya," ujar Ramon dilansir dari Antara, Selasa (13//9/2016).
Ia menilai keberadaan water fan juga cukup membantu memberi kelembaban dan mendinginkan suhu ditenda.
"Per hari ini, suhu udara mencapai 42 derajat celcius, sementara riil feel nya mencapai 52 derajat. Adapun kelembaban hanya 22 persen," ujar Ramon.
Setelah menjalani prosesi wukuf, sekitar 1,5 juta jemaah haji dari seluruh dunia, termasuk 155.200 jemaah Indonesia menginap (mabit) di Muzdalifah untuk mengumpulkan kerikil guna melontar jumrah di Jamarat.
Jemaah haji akan menginap di Mina sejak Senin 12 September hingga 14 September 2016 bagi yang mengambil nafar awal, dan 15 September untuk yang nafar tsani.