Harga Jengkol di Bengkulu Melonjak 100 Persen Usai Idul Adha

Jengkol menjadi bahan favorit warga Bengkulu untuk dicampurkan dengan daging.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 13 Sep 2016, 11:01 WIB
Jengkol menjadi favorit warga Bengkulu untuk dicampur dengan daging. (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo Putro)

Liputan6.com, Bengkulu - Sehari setelah Idul Adha 1437 Hijriah, harga jengkol di pasar tradisional Bengkulu melonjak tajam. Lonjakan harga mencapai 100 persen.

Di Pasar Panorama, jika pada hari biasa jengkol dijual seharga Rp 18 ribu-20 ribu per kilogram, pedagang kini terpaksa menjual dengan harga Rp 40 ribu-50 ribu per kilogram. Variasi harga tergantung kualitas jengkol.

Frans Hasibuan, salah seorang pedagang jengkol grosir mengaku lonjakan harga terjadi karena pasokan dari Kabupaten Bengkulu Utara, Seluma dan Bengkulu Selatan sebagai wilayah pemasok jengkol berkurang.

"Selain kurang pasokan, daya beli masyarakat juga meningkat," ucap Frans di Bengkulu, Selasa (13/9/2016).

Fatmawati, seorang pembeli mengaku sangat membutuhkan jengkol untuk bahan pencampur daging untuk dimasak rendang. Meskipun harga melonjak tajam, dia tetap membeli jengkol.

"Rendang jengkol ini pasti kami sediakan setiap Hari Raya Kurban, berapa pun harganya kami beli," ujar Fatmawati.

Selain Rendang, Fatmawati juga memasak jengkol yang digoreng bersama daging kambing dicampur cabe hijau dan tomat muda. Khusus menu ini, dia menggunakan trik mencampur gorengan dengan sesendok bubuk kopi.

"Untuk menghindari sakit perut karena banyak makan jengkol, saya campur satu sendok bubuk kopi. Ini resep rahasia keluarga kami," kata Fatmawati.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya