Liputan6.com, Washington, DC - Calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, baru saja membuka jaringan real estate teranyarnya. Kali ini, sebuah hotel mewah dibangun di sebuah bangunan bersejarah yang letaknya hanya selemparan batu dari Gedung Putih. Selama dua tahun renovasi, Trump menghabiskan US$ 200 juta atau Rp 2,6 triliun.
Kendati demikian, keberadaan hotel mewah yang berada 5 blok dari Gedung Putih itu menuai protes. Pada Senin 12 September, kala para staf mengadakan 'soft opening' Trump International Hotel, 40 pengunjuk rasa menggelar protes.
Advertisement
Salah satu alasannya mereka berdemo adalah, pembukaan hotel itu, terjadi hanya delapan minggu sebelum pemilu 8 November.
"Ini semacam kepribadiannya yang mencari-cari jalan untuk mendekat ke Pennsylvania Avenue, (Gedung Putih)", kata salah satu pengunjuk rasa, Judy Byron seperti dilansir Reuters, Selasa (13/9/2016).
Hotel yang memiliki 263 kamar itu termasuk di antaranya, suite mewah yang semalamnya bertarif US$ 20.000 atau Rp 263 juta, letaknya hanya 1 kilometer dari Gedung Putih. Penginapan itu terdapat di bangunan ketiga tertinggi di Washington yang dahulu merupakan bekas kantor pos.
Gedung itu dibangun pada 1899 dan berarsitektur gaya Romanesque Revival.
Selain memprotes keberadaan hotel, para pengunjuk rasa juga mengkritik rencana Trump yang akan membangun tempok di Meksiko mencegah pendatang gelap masuk ke AS.
"Sementara itu, ia membangun tembok rasisme di perbatasan," ujar Andrew Castro.
Selain pemrotes, puluhan orang juga lalu lalang di depan hotel anyar Trump. Di antaranya, masuk ke bar dan menikmati sajian.
Ric Hedlund, yang mengaku terpesona dengan gedung itu mengatakan ia menikmati anggur di bar.
"Gedung itu tadinya sudah buruk rupa. Trump merenovasi dan semoga menjadi ikon kota ini. Dan saya sekarang akan minum anggur Trump," kata Hedlund yang mengaku akan memilih taipan tajir itu.
Ivanka Trump, anak perempuan miliarder itu berperan dalam negosiasi dengan pemerintah AS untuk menyewa gedung itu selama 60 tahun. Ia mengklaim proyek renovasi berjalan 1 tahun lebih cepat namun tak mengganggu pendanaan.
"Hotel ini tak hanya menjadi kebanggaan Washington DC, tapi juga negara AS," kata Ivanka.
Pada tahun 2014, Trump hadir dalam acara peletakan batu pertama hotel itu bersama dengan pejabat lokal Partai Demokat. Hal itu ia lakukan sebelum mengambil keputusan untuk maju dalam pilpres AS.
"Terima kasih untuk semua orang, pria dan perempuan, atas kerja samanya membangun hotel itu," tulis Trump dalam Twitternya.
Sejumlah selebritas seperti koki terkenal Jose Andres dan Geoffrey Zakarian mendukung pembangunan hotel itu. Namun, gara-gara pencalonan jadi presiden AS serta komentarnya terhadap imigran Meksiko, mereka mundur.
Trump lantas menuntut kedua orang tersebut.