Rupiah Bergerak di 13.100 per dolar AS pada Awal Pekan

Nilai tukar rupiah bergerak di kisaran 13.130-13.218 per dolar Amerika Serikat pada awal pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Sep 2016, 14:25 WIB
Ilustrasi uang

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali berada di level Rp 13.100. Pelaku pasar menanti rencana kebijakan bank sentral AS atau the Federal Reserve (The Fed) untuk menaikkan suku bunga.

Berdasarkan data kurs referensi jakarta interbank spot dollar rate (Jisdor), posisi rupiah merosot 0,47 persen ke level 13.151 per dolar AS pada Senin (13/9/2016) dari periode Jumat pekan lalu di kisaran 13.089.

Sementara itu, kurs Bloomberg, rupiah dibuka menguat 45 poin ke level 13.181 per dolar AS pada awal pekan ini dari posisi perdagangan sebelumnya di kisaran 13.236 per dolar AS. Nilai tukar rupiah bergerak di kisaran 13.130-13.218 per dolar pada Senin pekan ini.

Analis PT Bank Woori Saudara Tbk Rully Nova menuturkan ada sejumlah sentimen yang pengaruhi laju rupiah. Dari eksternal, Rull mengatakan pelaku pasar menanti kebijakan the Fed soal suku bunga. Ada peluang suku bunga belum akan naik pada September 2016 mengingat data ekonomi masih kurang bagus. The Fed akan melakukan pertemuan pada 20-21 September 2016.

Sedangkan dari internal. pelaku pasar juga menanti pencapaian realisasi pengampunan pajak atau tax amnesty. Selain itu, rilis data ekonomi internal juga belum banyak keluar.

"Memang sentimen itu membuat ketidakpastian. Pelaku pasar wait and see, dan cenderung memegang dolar AS," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, pelaku pasar juga menanti respons pemerintah terhadap pelaksanaan tax amnesty pada tahap I. Hal itu mengingat pelaku pasar meragukan target realisasi tax amnesty. "Pemerintah apakah akan memperpanjang atau lanjut ke tahap kedua untuk tax amnesty," ujar dia.

Rully menuturkan, gerak rupiah masih wajar di kisaran 13.100 per dolar AS. Adapun sentimen kebijakan the Fed dan harga komoditas masih akan pengaruhi laju rupiah ke depan. (Ahm/Ndw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya