Liputan6.com, Yogyakarta - Perayaan Grebeg Besar Idul Kurban Keraton Yogyakarta tahun ini membuat petugas keamanan keraton dan para abdi dalem kewalahan. Prosesi berebut gunungan yang seharusnya dilakukan setelah doa menjadi berantakan.
Namun belum selesai doa dibacakan, barang-barang di gunungan tersebut sudah habis diperebutkan. Ini karena massa yang sejak pagi menunggu ritual tersebut sudah tak sabar.
"Terus terang kami kewalahan kalau warga sudah mulai berebut, tidak mungkin dicegah, kami mundur saja daripada jadi korban," ujar salah satu petugas keamanan Keraton yang enggan disebutkan namanya di Masjid Besar Kauman, Yogyakarta, Selasa (13/9/2016).
Padahal masyarakat sudah diminta untuk menunggu setelah doa. Namun, jika ada satu orang yang mulai mengambil isi gunungan, maka dipastikan orang di sekitar bakal mengikuti.
Liliana, salah satu wisatawan mancanegara asal Barcelona, Spanyol yang ikut berebut gunungan mengaku senang dengan acara yang baru pertama kali dilihatnya ini. Ia mendapat beras ketan warna-warni yang ditancapkan pada sebilah bambu.
"Sempat mencicipi, rasanya aneh karena tawar," tutur Liliana.
Grebeg Besar Idul Kurban merupakan ritual rutin tahunan yang dilakukan Keraton Yogyakarta. Ada tujuh gunungan yang dikeluarkan, meliputi tiga gunungan kakung (laki-laki), satu gunungan putri, gunungan darat, gunungan gepak, dan pakuwuh.
Lima gunungan diperebutkan di Masjid Besar Kauman, satu gunungan dibawa ke Pakualaman, dan sisanya dibawa ke Pemda DIY atau Kepatihan. Selain Grebeg Besar, ada pula Grebeg Syawal, dan Grebeg Maulud.
Bagi sebagian besar masyarakat, berebut gunungan dipercaya bisa mendatangkan berkah. Hal itu yang membuat banyak orang mengikuti ritual ini.
Advertisement