Rizal Ramli Sindir Ahok Blusukan Dikawal Ratusan Polisi

Rizal Ramli menganggap pengawalan terhadap Ahok sebagai sesuatu yang berlebihan

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 13 Sep 2016, 15:49 WIB
Mantan Menko Maritim, Rizal Ramli melihat baju-baju saat berkunjung ke Blok A, Pasar Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (13/8). Rizal Ramli akan menjadi pesaing Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilkada DKI Jakarta 2017. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan personel gabungan dari Brimob, Sabhara, dan Satpol PP terpencar di beberapa titik di dekat Pasar Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Ada yang membawa senjata gas air mata dan senapan laras panjang. Tameng pun disiagakan.

Semua kelengkapan itu, untuk mengantisipasi adanya aksi penolakan, terhadap Gubernur DKI Jakarta Ahok, yang meresmikan Pasar Kebon Bawang.

Mantan Bupati Belitung Timur itu pun telah mengklarifikasi, bahwa dirinya tak mengetahui soal pengamanan tersebut. Dan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian.

Namun, hal itu menjadi bahan sindiran dari bakal calon gubernur DKI Jakarta, Rizal Ramli. Mantan Menko Maritim itu mengatakan, jika Ahok disukai warga Jakarta, maka tak perlu ada pengawalan ketat saat dia turun kelapangan.

"Pemimpin yang hebat dan dicintai rakyatnya tidak perlu mendapatkan pengawalan, apalagi berlebihan," ucap Rizal di Jakarta, Selasa (13/9/2016).

Rizal menilai pengawalan tersebut sebagai bentuk ketakutan Ahok yang selama ini kerap mendapatkan protes dari sebagaian warga yang rumahnya digusur.

"Masa sama rakyatnya sendiri takut," tandas Rizal.

Sebelumnya, Ahok sempat ditolak warga saat meresmikan Pasar Kampung Duri, Jalan Duri Raya, Jakarta Barat, Jumat 9 September 2016. Puluhan warga menggelar spanduk tolak Ahok.

Akhir Agustus 2016, Ahok juga mendapat ancaman dari warga yang mengatasnamakan Forum RT/RW se-Jakarta Timur. Saat itu Ahok hendak meresmikan Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) di Rumah Susun Cipinang Besar Selatan, Jatinegara.Namun, hingga peresmian rampung, ancaman demonstrasi warga itu tidak tampak.

Pada 24 Juni 2016, bentrok massa menolak Ahok dengan aparat, tak bisa dihindarkan. Saat itu, Ahok hendak meresmikan RPTRA di Penjaringan, Jakarta Utara. Dua polisi terluka terkena lemparan batu massa yang beringas. Selain juga kendaraan operasional polisi yang dirusak massa.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya