Liputan6.com, Jakarta - Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) unjuk rasa di depan kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. Mereka menolak keputusan Menko Luhut Pandjaitan yang ingin melanjutkan proyek reklamasi di teluk Jakarta.
Mereka menilai keputusan Luhut tersebut keliru. Sebab, dari hasil kajian mahasiswa UI menyatakan adanya kerusakan lingkungan dan ekosistem pantai. Dalam megaproyek reklamasi juga telah menggusur enam kampung nelayan.
Advertisement
Ketua BEM UI mengatakan, dengan proyek reklamasi yang masih saja dilanjutkan hanya akan memperparah laju urbanisasi.
"Pembangunan Jakarta itu paradoks, pesatnya pembangunan Ibu Kota yang masif tak diikuti daerah lain, reklamasi membuat pusat ekonomi baru selain Jakarta tak tumbuh," ujar Ketua BEM UI Arya Adiansyah di Jakarta, Selasa (13/9/2016).
Dalam tuntutannya, mereka menolak proyek reklamasi teluk Jakarta dan menuntut pemerintah bertindak tegas menghentikan seluruh proyek reklamasi. Mereka juga menuntut pemulihan fungsi lingkungan hidup di wilayah pesisir utara Jakarta oleh pemerintah.
"Cabut Keputusan Gubernur DKI nomor 2238 tahun 2014 tentang pemberian izin pelaksanaan reklamasi pulau G kepada PT Muara Wisesa Samudera dan juga izin pulau lainnya," terang Arya.
Dalam aksi ini, nampak pula perwakilan nelayan dari Muara Angke. Para nelayan ini membawa spanduk bertuliskan "tolak reklamasi", mereka juga berdandan serta berteaterikal di trotoar depan kantor Kemenko Maritim.
Sebanyak 80 personel polisi diterjunkan untuk mengamankan aksi. Mereka dilengkapi tameng, senjata pemukul seperti rotan serta helm pengaman.
"Kita sudah siap, dan semua personel sudah siaga, 80 personel itu dari Polsek Menteng, Polres Jakarta Pusat dan Polda Metro Jaya," ucap Kapolsek Menteng Kompol Ronal Purba.