Liputan6.com, Jakarta Usia Jihan baru menginjak 26 tahun Agustus lalu. Namun ia sudah melakukan perubahan besar di kecamatan tempatnya bekerja.
Berkolaborasi dengan para bidan, wanita yang berprofesi sebagai Ahli Teknologi Laboratorium Medik ini mampu memberi penyuluhan pentingnya tes HIV pada ibu hamil di Puskesmas Pulo Merak, Kota Cilegon, Banten.
Advertisement
Hal ini berawal ketika Jihan melihat rendahnya ibu hamil deteksi dini tes HIV pada 2012, 2013, 2014. Pada 2012 misalnya, jumlah ibu hamil yang memeriksakan statusnya HIV hanya belasan orang.
"Pada 2012 sampai 2014, jumlah ibu hamil yang memeriksakan diri sangat sedikit. Kalau PSK (pekerja seks komersial) ataupun pelanggan itu tetap banyak," kata Jihan saat dihubungi Health-Liputan6.com pada Selasa (13/9/2016).
Jihan merasa miris dengan kondisi ini. Daerah yang tinggal berdekatan dengan pelabuhan, amat penting bagi para ibu hamil lakukan deteksi dini HIV.
Wanita lulusan Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih Bandung ini pada 2015 kemudian bekerjasama dengan bidan binaan kelurahan untuk memberikan penyuluhan pada ibu hamil. Para bidan ini tentu memiliki data ibu hamil di kelurahannya serta bisa mengondisikan waktu penyuluhan.
"Pada saat memberikan penyuluhan, saya jelaskan alasan ibu hamil harus deteksi HIV. Kalau tahu (ada HIV) bisa dilakukan penanganan. Kan ada perlakukan khusus pada ibu hamil positif HIV melahirkan dengan cara section caesar," katanya.
Sacara perlahan, jumlah ibu hamil yang memeriksakan dirinya melonjak drastis. Bila di 2012 hanya 15 ibu hamil tes HIV, pada 2015 total sekitar 400 ibu hamil memeriksakan dirinya tes HIV.
"Dari pemeriksaan tes HIV itu ada dua ibu hamil yang terinfeksi HIV," katanya.
Jihan mengakui, masih ada beberapa ibu hamil yang belum ikut tes HIV. Ada berbagai alasan mulai dari takut hingga merasa tak mungkin terinfeksi HIV.
Jadi Nakes Teladan 2016
Kurang Informasi Bikin Rendah Angka Kehadiran Ibu
Semakin tingginya jumlah ibu hamil yang mengikuti tes HIV memberikan kebahagiaan tersendiri pada Jihan. Berarti program penyuluhannya berhasil. Hal ini pun jadi bukti, kurangnya informasi pada ibu hamil membuat rendahnya jumlah deteksi dini HIV pada ibu hamil.
"Banyak ibu hamil yang rupanya tak mengetahui pentingnya tes HIV, ada juga yang takut diambil darahnya. Ada juga yang menganggap tabu," ungkap ibu dua anak ini.
Sebelum ada penyuluhan tes HIV pada ibu hamil, penyuluhan HIV sudah dilakukan pada remaja maupun pekerja seks komersial. Belum ada yang fokus memberikan penyuluhan pentingnya tes HIV pada ibu hamil.
Kerja kerasnya membuahkan hasil. Jihan berhasil menyabet gelar tenaga kesehatan teladan (Nakes Teladan) 2016 dari Kementerian Kesehatan RI kategori Ahli Teknologi Lab Medik pada pertengahan Agustus 2016 lalu.
Advertisement