Hati-Hati, Predator Anak Hanya Perlu 20 Menit Taklukkan Korban

Studi mengklaim predator anak--paedofil--memiliki teknik yang sangat baik untuk mendapat kepercayaan anak kurang dari 20 menit.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 13 Sep 2016, 20:41 WIB
Ilustrasi (villanuevajuancmpt109.blogspot.com/)

Liputan6.com, Jakarta Para orangtua memang sudah sepatutnya mengawasi penggunaan media sosial oleh anak mereka. Selain berdampak pada kesehatan, ada bahaya lain yang mengintai anak melalui media sosial.

Sebuah studi mengklaim predator anak--paedofil--memiliki teknik yang sangat baik untuk mendapat kepercayaan anak kurang dari 20 menit.

Studi tersebut memaparkan 192 percakapan antara paedofil dengan para ahli yang berpura-pura sebagai anak-anak. Studi ini dilakukan selama empat tahun.

Pada studi tersebut tampak kisaran usia predator anak adalah 21 hingga 60 tahun. Waktu yang mereka perlukan untuk melakukan kontak serta meminta tindakan seksual berkisar antara 18 menit hingga 82 jam.

Sebagian besar dari para predator anak itu juga mengakui diri sebagai orang dewasa. Hal ini mematahkan pendapat yang beredar bahwa mereka selalu berpura-pura sebagai anak-anak juga.

Melansir laman New York Post, Selasa (13/9/2016), Dr Cristina Izura dari Swansea University di Wales mengatakan, pelaku sangat pandai berkomunikasi dan menggunakan beberapa strategi, termasuk bincang-bincang singkat tak berbahaya untuk membangun kepercayaan.

"Mereka juga sering memberi pujian mengenai berbagai topik pada anak-anak itu ketimbang hanya perbincangan yang mengarah pada hal seksual," Izura menambahkan.

Hal itu tentunya membantu terbentuknya ikatan emosional serta memudahkan mereka mencapai tujuannya.

Para peneliti menemukan, banyak interaksi anak dengan para paedofil yang tidak terdeteksi oleh perangkat lunak pendeteksi paedofil. Para ahli mendorong orangtua untuk meminta anak mereka bersikap terbuka mengenai pertemanan mereka di dunia digital.

Izura mengatakan, "Menunjukkan ketertarikan terhadap aktivitas online mereka merupakan cara yang baik untuk membangun kepercayaan kita dan membantu mengurangi risiko mereka mencari kepercayaan di tempat lain secara online."

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya