Liputan6.com, Jakarta Proses hukum terhadap pabrik obat palsu di Tangerang, Banten, hingga saat ini masih berlangsung. Obat-obat palsu yang merupakan favorit anak muda itu berbahaya karena menyebabkan halusinasi.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito memaparkan hasil temuan saat penggerebekan di Balaraja, Tangerang, Banten tersebut yang diberi nama Operasi Obat Palsu 'Favorit Generasi Muda'. Nama tersebut karena obat-obat ini kebanyakan dicari oleh anak-anak muda.
Advertisement
"Ada lima gudang ilegal berisi peralatan produksi yaitu mesin cetak, coating, stripping, dan filling. Juga bahan kemasan, bahan baku, dan obat jadi," ungkap Penny saat rapat bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Selasa (13/9/2016).
Adapun jenis obat yang ditemukan adalah Trihexyphenidyl & Hexymer, Tramadol, Carnophen, Somadril, dan Dextromethorphan. Semua memiliki efek memberi halusinasi.
"Dampak negatif terhadap kualitas dan mental generasi muda yaitu merusak sistem saraf pusat," ucap Penny.
Dia mengatakan pada umumnya obat-obat ini memiliki kadar di bawah persentase mutu sehingga tidak memenuhi syarat. Namun, kata Penny, ada pula yang di atas batas kadar sehingga bisa berbahaya.
Dalam kasus ini, Penny mengaku, kalau BPOM sudah melakukan uji laboratorium hingga berkoordinasi dengan polisi untuk memintakan keterangan para karyawan. Selanjutnya, temuan obat-obat palsu itu akan dimusnahkan, namun BPOM masih menemukan hambatan.
"BPOM tidak punya alat pemusnahan sendiri," ujarnya.
BPOM merasa dalam melakukan pengawasan masih ada hambatan karena tidak memiliki kewenangan penggeledahan, penangkapan, dan penahanan. Dari hasil rapat koordinasi antar eselon satu, muncul usulan agar kewenangan BPOM ditambah.
"Untuk menghindari pelaku menghilangkan barang bukti, BPOM secepatnya diberi kewenangan penindakan, tidak hanya pengawasan dan pendataan," pungkas Penny.
Sebelumnya, Petugas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersama Mabes Polri menyisir lima pabrik pembuat obat palsu di kawasan Balaraja, Tangerang, Banten. Tidak tanggung-tanggung, miliaran butir obat palsu dengan tiga merek dagang yang berbeda ditemukan di lima tempat itu.