Duo Thohir Susul James Riady Ikut Program Tax Amnesty

Garibaldi Thohir alias Boy Thohir dan adiknya Erick Thohir akan mengikuti program tax amnesty.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 14 Sep 2016, 08:20 WIB
Garibaldi Thohir (Inspirato Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah ‎Pemilik Lippo Group James Riady dan pemilik Gemala Group Sofjan Wanandi, kakak beradik Garibaldi Thohir dan Erick Thohir bakal ikut mendeklarasikan diri mengikuti program pengampunan pajak (tax amnesty). Rencananya pada Rabu (14/9/2016) pagi, dua pengusaha tersebut akan mendatangi kantor pajak.

Garibaldi Thohir alias Boy Thohir dan adiknya Erick Thohir akan mengikuti tax amnesty. Untuk keikutsertaannya di periode pertama ini, mereka akan menyambangi kantor Wajib Pajak Besar di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. Keduanya direncanakan mengikuti tax amnesty pukul 10.00 WIB.

Untuk diketahui, keluarga Thohir termasuk dalam salah satu keluarga miliarder di Indonesia. Ayah keduanya, merupakan pemilik raksasa bisnis otomotif, Astra International.

Boy Thohir merupakan Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk. Salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar di dunia. Boy tercatat sebagai orang terkaya ke-42 di Indonesia versi Forbes pada 2015.

Sementara sang adik Eric Thohir memiliki ‎kekayaan yang berasal dari sejumlah perusahaannya yang bergerak di bidang industri media.

 

Erick Thohir mengelola majalah, surat kabar, stasiun televisi dan radio, juga sejumlah situs periklanan, penjualan tiket dan situs-situs hiburan yang bersifat komersil.‎ Seperti dikutip dari laman espnfc.com. ‎

Mahaka Group yang dipimpinnya membangun Radio One Jakarta pada 1999 dan membeli harian Republika pada 2000. Tak hanya itu, lewat Mahaka Group, pengusaha kelahiran Jakarta tersebut membeli Harian Indonesia yang diterbitkan ulang sebagai Sin Chew-Harian Indonesia. Surat kabar tersebut dikelola Sin Chew Media Corporation Berhad yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia.

Hingga 2009, Grup Mahaka telah berkembang dan menguasai majalah a+, Parents Indonesia, dan Golf Digest; Sementara untuk bisnis media surat kabar: Sin Chew Indonesia dan Republika; Stasiun TV: JakTV, stasiun radio GEN 98.7 FM, Prambors FM, Delta FM, dan FeMale Radio.

Kekayaan Erick semakin bertambah ketika dirinya didapuk menjadi Presiden Direktur dari kelompok bisnis Bakrie, VIVA grup yang didirikannya bersama Anindya Bakrie. Keduanya sempat gagal membangun Lativi yang dibelinya pada 2008.

Pada 2002, Erick mendaftarkan Mahaka Media di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hanya dalam waktu setengah tahun, Mahaka Media memperoleh pendapatan hingga Rp 137 miliar. Angka tersebut naik dari tahun sebelumnya dengan pendapatan Rp 113 miliar.

Erick Thohir (Liputan6.co/Helmi Fitriansyah)

Langkah serupa dilakukan Erick dengan mendaftarkan VIVA di BEI pada November 2011 dengan harga penawaran perdana Rp 450 per lembar saham. Pada pertengahan September di tahun berikutnya, harga saham perusahaan yang dipimpinnya tersebut naik menjadi Rp 590 atau sebesar 30 persen.

Pertengahan tahun 2012, pendapatan perusahaan tersebut mencapai Rp 546 miliar naik dari Rp 464 miliar tahun sebelumnya.

Erick Thohir terkenal sangat yakin dengan segala bisnis yang dijalaninya. Prediksinya, biaya periklanan di medianya mampu menembus angka Rp 113 triliun. Dari jumlah itu, sekitar 60 persen akan mengalir ke bagian periklanan TV. Terakhir, ia membeli klub sepakbola kaya, Inter Milan. (Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya