Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan mengimbau seluruh penumpang dan awak pesawat untuk tidak mengoperasikan Samsung Galaxy Note 7 ataupun membawanya dalam bagasi pesawat. Imbauan ini diberikan untuk keselamatan penerbangan.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Rabu (14/9/2016), imbauan untuk tidak mengoperasikan perangkat Samsung Galaxy Note 7 selama penerbangan dipasang di konter check in di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Pengawasan bagi penumpang juga dilakukan pihak maskapai dan Angkasa Pura II.
Advertisement
Imbauan resmi telah dikeluarkan Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Penumpang dan awak pesawat diminta tidak menggunakan dan mengisi baterai Galaxy Note 7 selama penerbangan.
"Karena barang itu ditarik jadi dianggap masih belum ketahuan apa penyebab terbakarnya. Berdasarkan itu, pemerintah Indonesia sejak 2 hari yang lalu melakukan hal yang serupa, jadi sudah mulai diimbau kepada airline Indonesia. Dan airline-airline di Indonesia juga mengikutinya, seperti yang dilakukan oleh airline di Amerika, Eropa, Australia, Singapura, untuk melakukan pelarangan yang sama," kata staf ahli Menteri Perhubungan Dewa Made Sastrawan
Sebanyak 35 laporan tentang baterai Galaxy Note 7 diterima dari seluruh dunia per 1 September 2016. Laporan yang masuk menyebutkan ledakan terjadi saat baterai diisi.
Pihak Samsung mengumumkan penarikan Galaxy Note 7 pada 2 September 2016. Produk yang telah dibeli konsumen akan diganti. Pihak Samsung menyesalkan kejadian ini dan ketidaknyamanan konsumen.
Sementara itu, Samsung Indonesia belum mau berkomentar karena produk ini belum dijual secara resmi di Tanah Air.
Pada lain pihak, Samsung China menegaskan Galaxy Note 7 yang dijual di Negeri Tirai Bambu tidak termasuk dalam produk yang ditarik secara global. Staf dari Samsung China menyatakan supplier baterai di China berbeda dari yang di laporan dan sejauh ini tidak ada laporan mengenai baterai rusak. Lebih dari 16 ribu unit telah dijual di China.