Liputan6.com, Jakarta Pemerintah mengklaim, permintaan impor daging kerbau asal India cukup tinggi dari masyarakat, salah satunya datang dari produsen makanan. Hal ini menepis anggapan bahwa daging kerbau tidak laku dan tidak enak.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution usai Rapat Kerja (Raker) RAPBN 2017 dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR mengungkapkan, selain membuka keran impor daging sapi dari Amerika Latin, pemerintah menyediakan daging kerbau impor asal India.
Advertisement
"Kita impor daging kerbau, bukan sapi hidup untuk menekan harga daging lebih lanjut. Harga daging sapi segar sekarang masih Rp 114 ribu per kilogram (kg), jadi kita akan push supaya turun setahun ke depan," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (14/9/2016).
Untuk diketahui, pemerintah memberikan izin impor daging kerbau 100 ribu ton hingga Juni 2017. Rinciannya 70 ribu ton sampai akhir Desember 2016 dan sisanya 30 ribu ton untuk persiapan puasa dan Lebaran tahun depan. Perum Bulog menjual daging kerbau seharga Rp 60 ribu per kg di tingkat pengecer dan Rp 65 ribu di tingkat konsumen.
"Daging kerbau yang selalu diisukan tidak laku, orang tidak senang, tapi permintaan malah banyak sekali. Bukan cuma masyarakat, tapi industri makanan, seperti sosis. Kan harga daging kerbau lebih murah," jelas Darmin.
Impor, diakuinya, merupakan solusi terbaik dalam jangka pendek untuk menekan harga daging. Namun pada saat yang sama, pemerintah sudah merencanakan bahwa impor sapi bakalan akan diberikan bila feedloter mengimpor sapi indukan.
"Setahun ke depan jangan terlalu berharap banyak pasokan daging dari dalam negeri. Tapi dalam jangka menengah atau lebih dari setahun, kita bisa menurunkan impor itu," ucap Darmin.