Liputan6.com, Jakarta - HSBC baru saja melakukan survei bertajuk HSBC Value of Education 2016 untuk melihat keinginan orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anak. Hasilnya, sebanyak 60 persen dari 400 responsen yang disurvei ingin anaknya kuliah ke luar negeri.
Head of Wealth Management HSBC Indonesia Steven Suryana mengatakan, ada beberapa motif orang tua ingin menyekolahkan anaknya ke luar negeri. Antara lain, sebanyak 90 persen ingin anaknya memiliki pengalaman di luar negeri. Berikutnya, sebanyak 58 persen karena pertimbangan aspek pembelajaran dan selanjutnya 49 persen ingin agar anaknya mendapat pekerjaan yang lebih baik.
Baca Juga
Advertisement
"60 persen mempunyai aspirasi kuliah ke luar negeri. Ini adalah aspirasi, apakah pada kenyataannya bisa menyekolahkan anaknya luar negeri? tidak begitu juga," kata dia dalam acara Preferensi Orang Tua Indonesia terhadap Pendidikan Terbaik Anak di Era Milenal di Hotel Mandari Oriental Jakarta, Rabu (14/9/2016).
Steven menerangkan, dari 400 responden, sebanyak 95 persen orang tua bertanggungjawab secara finansial atas pendidikan anaknya. Kemudian, sebanyak 90 persen orang tua Indonesia percaya bahwa setelah mendapat pekerjaan maka seorang anak dianggap mandiri secara finansial.
"Kalau setelah lulus kuliah mempunyai pekerjaan tetap anak saya berhasil," ujar dia.
Sayangnya, Steven menuturkan dari 95 persen orang tua yang menyatakan bertanggung jawab atas pendidikan anaknya baru sedikit yang memiliki perencanaan keuangan dengan baik.
Sebanyak 84 persen hanya mengandalkan pendapatan harian untuk biaya pendidikan. Lalu, 49 persen memiliki tabungan pendidikan, asuransi pendidikan ataupun investasi. Sebanyak 24 persen yang baru memiliki edukasi savings plan.
"Kami harapkan rencana pendidikan dilakukan sejak dini," tandas dia. (Amd/Gdn)