Liputan6.com, Glasgow - Pernyataan bahwa penampilan para pelamar kerja sangat penting ketika mereka dipanggil untuk wawancara bukan sebuah hal baru.
Penelitian terbaru justru menunjukkan bahwa bentuk wajah seseorang ternyata juga turut memengaruhi apakah ia akan diterima bekerja atau sebaliknya.
Advertisement
Kaum wanita khususnya yang memiliki wajah lebih ramping disebut memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mendapat pekerjaan jika dibandingkan dengan mereka yang memiliki wajah lebih 'berisi'.
Para peneliti dilaporkan 'menciptakan' dua gambar wajah wanita dan laki-laki dengan perbedaan masing-masing ada yang lebih ramping namun ada pula yang gemuk.
Lalu mereka bertanya pada sejumlah orang tentang siapa yang kemungkinan akan diterima bekerja.
Dikutip dari Daily Mail pada Kamis (15/9/2016), gambar pertama wanita dan pria memiliki wajah yang lebih montok dengan leher yang lebih tebal, sedangkan gambar ke dua berisi wanita dan pria yang jauh lebih ramping.
Selain itu, para peneliti juga menampilkan gambar kaum pria dan wanita yang memiliki tato dan anting-anting untuk menguji bias jenis lain.
Hasilnya mengungkapkan bahwa orang lebih memilih mempekerjakan wanita yang lebih ramping daripada yang berwajah lebih montok.
Mengacu kepada laman PLoS ONE, penelitian ini mencoba mencari kaitan antara penambahan BMI (body mass index) dengan kesempatan mendapatkan penawaran kerja untuk sektor jasa.
BMI adalah suatu cara ukur kebugaran seseorang berdasarkan perbandingan tinggi dan berat badan manusia.
Tapi, tidak demikian halnya dengan kaum pria.
"Laporan ini menyebutkan bahwa wanita yang memiliki berat badan di atas BMI lebih dipandang secara negatif dibanding kaum pria yang kelebihan berat badan," ujar para peneliti.
Membahas hal itu, para peneliti mengatakan bahwa hasilnya 'mengguncang' jika dilihat dari sudut pandang kesetaraan gender dalam dunia kerja.
"Temuan-temuan ini menengarai secara cukup jelas bahwa kaum wanita dirugikan dibandingkan dengan kaum pria dalam kaitannya dengan 'modal jasmani secara gender'," imbuh para peneliti.
Suatu survei berbeda baru-baru ini juga mengungkapkan bahwa, tak peduli betapapun hebatnya pencapaian pendidikan atau lengkapnya pengalaman kerja, kaum wanita pencari kerja bisa secara tak sengaja merusak harapannya sendiri ketika melakukan kesalahan konyol.
Yang paling kentara adalah seorang calon pencari kerja perempuan yang datang memenuhi wawancara dengan kuku yang tak 'rapi'. Ini menjadi isyarat bahwa mereka cemas dan tidak siap.
Menurut survei tersebut, ujung rambut yang bercabang menandakan bahwa calon pegawai merupakan seseorang yang malas. Sementara pemakaian maskara yang tak rapi disebut menunjukkan bahwa yang bersangkutan 'gila pesta'.
Ada pula kulit yang sengaja dibuat agar tampak lebih gelap menandai bahwa calon karyawan akan sering meminta liburan.