Liputan6.com, Banjarmasin - Air Sungai Martapura, Kalimantan Selatan, tiba-tiba berwarna hijau tosca belakangan ini. Fenomena itu menarik perhatian warga setempat sampai pejabat. Masih amankah untuk memenuhi kebutuhan air bersih?
Direktur Utama PDAM Bandarmasih, Kalimantan Selatan, Muslih, menjamin perubahan itu tidak mengganggu produksi air bersih. Bahan baku air sungai itu masih aman diolah.
"Pengolahan air bersih kita tidak masalah dengan kondisi air sungai menjadi hijau tosca itu, aman saja, masih bisa kita olah menjadi air bersih bagi pelanggan," ujarnya di Banjarmasin, Rabu 14 September 2016, dilansir Antara.
Menurut dia, kondisi ini hanya kejadian alami biasa. Air Sungai Martapura sebagai tumpuan air baku pengolahan air bersih bagi PDAM juga sering berubah-ubah. "Terkadang asin, terkadang juga menjadi asam," katanya.
Baca Juga
Advertisement
Hanya saja, tutur Muslih, perlu zat kimia yang ditingkatkan dalam mengolah air Sungai Martapura itu kalau berubah kadarnya. Misalnya asam atau keasaman (pH) di bawah batas normal.
"Sejauh ini kadar air sungai pH-nya masih standar saja. Jadi tidak masalah diolah, sebab kondisi sekarang kita yakini bukan karena pencemaran limbah, tapi kemungkinan hanya terjadi secara alami," kata dia.
Menurut dia, pihaknya akan sedapat mungkin mengolah air bersih yang bersumber dari Sungai Martapura ini untuk bisa memenuhi kebutuhan air bersih bagi para pelanggan yang jumlahnya sekitar 160 ribu. PDAM selalu siap dengan kondisi perubahan kadar air setiap saat.
"Kita minta masyarakat tidak perlu risau dengan fenomena air Sungai Martapura yang menunjukkan adanya perubahan warna hijau tosca ini, sebab ini sudah pernah terjadi," kata Muslih.
Kekurangan Oksigen?
Sementara itu, hasil penelitian Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota Banjarmasin menunjukkan perubahan warna air sungai tersebut kekurangan DO (dissolved oxygen) atau oksigen terlarut.
Menurut Kepala BLHD Kota Banjarmasin Hamdi, pH air Sungai Martapura masih dalam keadaan batas normal 6,33, tapi oksigen terlarut di dalamnya sangat rendah hanya sekitar 2,43 ppm yang normalnya 6 ppm.
"Jadi bisa disimpulkan, menghijaunya air Sungai Martapura itu karena terjadinya kekurangan oksigen di dalamnya. Ini sebenarnya mempengaruhi kehidupan biota sungai," kata Hamdi.
Namun, kata dia, secara umum kondisi itu tidak membahayakan bagi pengolahan untuk menjadi air bersih sebab tidak mengalami pencemaran karena larutan kimia yang besar.
"Tapi kalau diminum langsung memang tidak baik air Sungai Martapura itu, harus direbus atau diolah dulu, sebab banyak bakterinya," kata Hamdi.
Kondisi air Sungai Martapura ini berubah warna menjadi hijau tosca terjadi sudah beberapa hari ini. Bahkan, Wali Kota Banjarmasin Ibnu Herman sempat mengunggah foto Sungai Martapura yang berwarna hijau itu dalam akun Facebook-nya bertema "fenomena" hingga banyak mencuri perhatian publik.
"Sudah berapa hari ini Sungai Martapura di Banjarmasin berwarna hijau tosca. Ayo ke Banjarmasin, ayo kita rawat dan jaga kebersihannya," tulis Ibnu.
Advertisement