Ini Cara Pemerintah Genjot Sertifikasi Pekerja Terampil di RI

Sekitar 7 juta pekerja sektor kontruksi di Indonesia yang masih belum memiliki sertifikasi keterampilan kerja

oleh Liputan6 diperbarui 15 Sep 2016, 15:39 WIB
Sektor konstruksi memiliki peranan penting dalam perekonomian negara.

Liputan6.com, Jakarta Dari data Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini di Indonesia ada sekitar 7 juta pekerja sektor kontruksi di Indonesia yang masih belum memiliki sertifikasi keterampilan kerja. Hingga 2019 mendatang, sekitar 500 ribu pekerja bakal tersertifikasi.

Hal itu dikatakan Yusid Toyib, Dirjen Bina Kontruksi Kementrian PUPR, Kamis (15/9) saat melakukan serahterima mobil trainining unit (MTU) yang merupakan pinjam pakai dari Kementerian PUPR kepada Pemprov Kalteng, Kamis (15/9).

"Kita akan melakukan jemput bola untuk memberikan sertifikasi kepada para pekerja kontruksi yang berada di daerah. Misalnya ada pekerjaan kontruksi, pekerjanya dipanggil untuk diberi pengetahuan dan kemudian diberikan sertifikasi," ujarnya.

Dia juga mengatakan, MTU ini akan dimaksimalkan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja konstruksi lokal, memberdayakan masyarakat setempat, serta menggenjot target nasional hingga 2019 yaitu mensertifikasi 500 ribu tenaga kerja konstruksi terampil.

“Saya berharap yang terlibat dalam pembangunan infrastruktur di Kalteng adalah tenaga kerja konstruksi dari Kalteng sendiri, kita sertifikasi, dengan MTU kita berdayakan masyarakat kita, buat mereka bekerja, dengan bekerja masyarakat menjadi sehat dan berpenghasilan. Jangan mau hanya menjadi penonton”, ujar Yusid Toyib.

MTU terdiri dari unit operasional kendaraan dan perlengkapan pelatihannya sebagai hardware, materi dan bahan ajar sebagai software, serta tenaga instruktur sebagai brainware. Tiga komponen ini tergabung dalam satu paket yang akan menjadi penggerak terselenggaranya pelatihan.

Dijelaskannya, saat ini tidak semua tukang yang sudah lama bekerja di konstruksi itu tahu bagaimana melakukan pengadukan semen dan pasir yang benar. Di sini mereka akan diajarkan sesuai standar nasional bidang batu, termasuk bidang kayu dan besi.

"Hal ini harus diketahui agar kegagalan bangunan seperti tembok yang roboh, atau atap runtuh dapat terhindar," tegasnya.

Sementara itu, Gubernur Provinsi Kalteng sangat mengapresiasi atas penyerahan MTU ini,

"Kami akan memanfaatkan sebaik mungkin untuk meningkatkan skill para tenaga konstruksi lokal, infrastruktur berkualitas manfaatnya untuk masyarakat juga”, ujar Sugianto. (Rajana K)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya