Liputan6.com, Jakarta - Maskapai penerbangan mulai menimbang koper-koper jemaah haji di pemondokan 101, Mekah, Arab Saudi. Hal ini dilakukan agar proses penerbangan jemaah menuju Tanah Air berlangsung aman dan nyaman.
Setiap jemaah haji diperkenankan membawa koper dengan bobot seberat 32 kilogram. Sedangkan untuk tas jinjing yang dibawa jemaah maksimal tujuh kilogram.
Advertisement
Pantauan Liputan6.com, Kamis (15/9/2016), di lantai tiga pemondokan jemaah dari Padang (PDG 01), petugas dari maskapai teliti melihat angka timbangan saat koper dinaikkan ke alat penimbang. Mereka lalu mencatat jumlah berat koper.
Koper yang sudah lolos timbangan kemudian diberi label kloter. Sedangkan koper yang melebihi beban, dikembalikan agar jemaah membongkar dan mengurangi isi kopernya sendiri.
"Ya, namanya merantau ke negara orang pingin beli oleh-oleh. Tapi ini kelebihan jadi dikurangi. Tolong bilangin ke maskapainya mas, harusnya bisa kasih toleransi," ujar seorang jemaah dengan raut wajah sedikit kesal.
Dia mengaku kabar tersebut sudah diketahuinya sejak beberapa hari lalu. Namun, lantaran tidak ada alat penimbang, dia pun mengira-kira bobot koper dengan cara manual.
"Sudah diangkat dengan tangan, perkiraan tidak sampai 32 kilogram, tapi malah lebih," ucap jemaah haji yang enggan menyebut namanya itu.
Air Zamzan Tak Masuk Koper
Sementara, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Umrah dan Haji (Dirjen PHU) Kementerian Agama Abdul Djamil mengimbau jemaah haji, agar mematuhi aturan yang diberlakukan maskapai, tidak melebihi berat yang ditentukan.
"Di sini (pemondokan jemaah) dicek ada tidaknya air zamzam," ucap Djamil di Mekah.
Djamil mengatakan imbauan ini dilakukan lantaran pengalaman tahun lalu, banyak jemaah yang memasukkan air zamzam ke dalam koper dengan berbagai cara. Mulai dari kemasan botol biasa, hingga membungkus botol dengan berbagai lapis agar tidak terdeteksi X-ray di bandara.
"Kalau di sini lolos, di bandara tak akan lolos karena terdeteksi dengan X-ray. kalau di bandara terdeteksi ada airnya, konsekuensinya akan dibongkar. Itu kalau ada waktu, kalau tidak akan rugi jemaah," ujar dia.
Untuk itu, pihaknya menyosialisasikan kepada seluruh jemaah haji melalui kepala sektor, ketua rombongan, dan ketua kloter. "Ini untuk memastikan agar jemaah tidak memasukkan lagi air zamzam di dalam koper," Djamil menegaskan.