Liputan6.com, Jakarta Karier Gatot Brajamusti di dunia hiburan hampir bisa dipastikan tenggelam. Guru spiritual yang menyambi sebagai artis ini dicokok polisi. Tak tanggung-tanggung, hasil penyidikan menjadikan Gatot Brajamusti terganjal tiga kasus sekaligus.
Selain dugaan penyalahgunaan narkoba, pria yang akrab disapa Aa Gatot ini juga jadi tersangka kepemilikan senjata api dan satwa liar. Lalu, kasus dugaan pemerkosaan pun turut menyentil proses hukum guru spiritual Reza Artamevia tersebut.
Baca Juga
Advertisement
"Status AAGB (Gatot) sudah dinaikkan menjadi tersangka kasus kepemilikan senjata api ilegal," ujar Kanit 4 Subdit Resmob Polda Metro Jaya, Kompol Teuku Arsya Kadafi.
Ironisnya, kehidupan nyata Gatot Brajamusti justru berbanding terbalik dengan cerita film yang ia bintangi, DPO (Detachment Police Operation). Gatot Brajamusti digambarkan sebagai sosok kapten polisi pembela kebenaran. Misinya menangkap gembong narkoba.
Terasa menggelikan, ketika film itu menayangkan sosok Gatot Brajamusti ibarat pahlawan kesiangan di tengah kasus narkobanya sendiri. Paradoks ini disadari betul oleh tim produksi film. Namun, mereka enggan membahasnya lebih jauh.
"Kami di sini ingin menekankan bahwa film ini tidak ada hubungannya dengan kasus Aa (Gatot). Jadi kami mohon tidak mengaitkan film ini dengan kasus Aa," ucap sang produser, Johnny Ramadan.
Sebagai bentuk keseriusannya, Johnny terang-terangan menyebutkan tak lagi menggunakan Gatot Brajamusti sebagai pemeran utama sekuel film ini. Ia memilih untuk mencari pemain baru yang bisa sempurna seperti karakter Kapten Sadikin.
"Ada rencana untuk itu (sekuel). Karakter Kapten Sadikin yang diperankan Aa tetap ada, tapi enggak diperankan oleh Aa lagi. Kami akan cari orang lain," katanya.
Meski tanpa Gatot Brajamusti, pihaknya pun akan tetap menayangkan film tersebut untuk menjadi pelajaran kepada masyarakat. "Tetap ditayangkan. Dan semoga bisa diterima dan jadi pelajaran untuk masyarakat," ungkap Johnny Ramadan. (Ras)