Ini Alasan Kopi Lebih Nikmat Tanpa Gula

Banyak para pencinta kopi berpendapat, penyajian seperti itu justru akan menghilangkan cita rasa kopi itu sendiri.

oleh Unoviana Kartika Setia diperbarui 19 Sep 2016, 06:00 WIB
Selain kopi luwak, Pagaralam juga memiliki jenis kopi kelelawar dengan cita rasa yang khas.

Liputan6.com, Jakarta Penyajian kopi dengan susu dan gula mungkin telah populer sejak lama. Namun, banyak para pencinta kopi berpendapat, penyajian seperti itu justru akan menghilangkan cita rasa kopi sendiri.

Kopi, menurut mereka, memiliki rasa eksklusif yang harus dinikmati sendiri, tidak bersama rasa yang lain. Sebab, rasa dari kopi saja sudah komplek, ada asam, pahit, dan manis.

"Manisnya bukan seperti gula, tetapi ada rasa manis yang diecap lidah saat minum kopi, bisa juga merupakan after taste," kata Tata Widyatmoko, anggota Indonesian Latte Art Artist, kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu di Jakarta.

Rasa dalam kopi tergantung pada banyak faktor. Pertama adalah faktor tanaman kopi, di mana ditanam, termasuk ketinggian datarannya. Proses roasting biji kopi juga berpengaruh, semakin sebentar rasa kopinya akan semakin asam.

"Kalau roasting-nya lama, karbonnya akan lebih banyak, jadinya lebih pahit. Semakin sebentar, semakin asam," ungkap Tata.

Tak hanya sampai di biji kopi, proses penyeduhan pun berpengaruh terhadap rasa kopi. Kopi yang sama dengan teknik penyeduhan berbeda akan menghasilkan rasa yang berbeda pula.

Misalnya teknik seduh V60 akan menghasilkan rasa kopi yang lebih asam, sementara AeroPress menghasilkan kopi yang lebih rasa buah dan manis. Semua itu akan hilang jika peminumnya menambahkan gula atau campuran lainnya, seperti susu.

Tata mengungkapkan, biasanya peminum kopi yang masih menambahkan campuran ke dalam kopinya belum merasakan menikmatan kopi yang sesungguhnya. Ya, hal seputar penyajian kopi memang masih menjadi pro dan kontra. Selera pun menjadi pembenar. Jadi, Anda lebih suka kopi dengan atau tanpa gula?

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya